Maraknya Demonstrasi, Damai Lubis: Baiknya Prabowo Berdiri di atas Semua Golongan

JAKARTASATU.COM— Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memasuki 4 bulan. Namun pemerintahannya mendapatkan gejolak protes, maraknya aksi mahasiswa di beberapa daerah seperti Solo, Jogja, Bandung dan Jakarta dengan tagline Indonesia Gelap yang menuntut kebijakan di antaranya  kenaikan UKT dirasa mahasiswa memberatkan. Selain itu protes-protes program Makan Bergizi Gratis serta program efisiensi. Sebelumnya banyak demo terkait PIK 2 pagar misterius yang hingga hari ini belum dapat diungkap siapa aktornya.

Pemerintahan Prabowo diharapkan dalam kepemimpinannya dapat mensejahterakan kehidupan rakyat. Rakyat menuntut tidak proses hukum terkait Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Akibat KKN, rakyat tidak sejahtera.

Terkait hal tersebut menurut Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik) Presiden Prabowo harus berada di atas semua golongan.

“Sebaiknya, Prabowo harus berlaku adil terhadap semua golongan, jangan sampai anak dan menantu seperti di rezim Soeharto KKN menjadi catatan sejarah (political history). Di rezim Jokowi sebelum Prabowo memerintah KKN berlangsung selama 10 tahun. Artinya KKN di tanah air berulang,” kata Damai Lubis saat dihubungi Jakartasatu.com, Sabtu (22/2/2025).

“Utamanya salus populi supreme lex esto atau kalimat bijak dengan makna yang identik, bahwa keadilan ditegakkan adalah prioritas tuntutan dan harapan seluruh bangsa- bangsa di muka bumi,” Damai Lubis menegaskan.

Diketahui, Kejagung Mundur Dari Kasus Korupsi Pagar Laut, Negara Kalah Melawan Oligarki? (17/2/2025),  Ahmad Khozinudin, Pada Ahad (16/2), Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar mengatakan lembaganya tidak lagi mengusut dugaan korupsi atas terbitnya Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut di perairan Tangerang.

Harli menyebutkan perkara itu kini sepenuhnya ditangani oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Lebih lanjut, Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung R.I.) menyampaikan dua alasan, berdasarkan MOU yang diteken 3 lembaga (KPK, Kejagung, Polri),

Pertama, Kasus terbitnya Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut di perairan Tangerang sudah ditangani oleh penyidik Bareskrim Mabes Polri. Sehingga, pihak Kejagung mengalah untuk mundur dan menyerahkan sepenuhnya kepada institusi Polri untuk mengusut kasus ini.

Kedua, dugaan adanya tindak pidana korupsi (Tipikor) berupa suap dan/atau gratifikasi juga merupakan materi muatan yang terkait dengan terbitnya Sertifikat laut baik SHGB maupun SHM. Sehingga, dugaan itu juga bisa ditelusuri oleh Bareskrim saat mengusut kasus.
Hanya saja, alasan yang disampaikan Kejagung ini terkesan mengada-ada. Pasalnya, tidak ada satupun Pasal dalam MoU antara KPK, Kejagung dan Polri yang meminta salah satu pihak untuk mundur dalam menangani kasus.

Sementara sebelumnya, perkumpulan aktivis 98 yang tergabung dalam kelompok Nurani 98 melaporkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada Selasa (7/1/2025).

Salah satu anggota Nurani 98 sekaligus dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menuturkan laporan tersebut menjadi laporan tambahan atas hal serupa yang pernah dilakukannya pada tahun 2022 dan 2024 lalu.

“Untuk hari ini meminta KPK kembali menelaah dan membuka laporan saya sebelumnya yaitu tahun 2022 dan tahun 2024 tentang dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta tindak pidana pencucian  uang terhadap Joko Widodo dan keluarganya,” katanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

Terkait penegakan hukum Prabowo Siapkan Anggaran Khusus.

Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra sekaligus presiden RI terpilih, Prabowo
Subianto menyiapkan anggaran khusus untuk pemberantasan koruptor.

Hal itu disampaikan Prabowo dalam acara penutupan Rapimnas Partai Gerindra Sabtu, (31/8/2024).

“Mungkin saya akan cek kembali anggaran. Saya akan sisihkan anggaran khusus untuk pemberantasan dan pengejaran koruptor-koruptor itu,” kata Prabowo.

“Kalaupun dia (koruptor) lari ke Antartika, aku kirim pasukan khusus untuk nyari mereka di Antartika,” kata dia lagi. (Yoss)