JAMAN TERANG

Oleh : Girarda
Pemerhati sosial

Wahai tuan puan bangunlah kokok ayam jantan sudah nyaring terdengar. Siklus generasi sudah dimulai. Periode 30 tahunan sudah berdentang. Para pemuda sudah menyalakan api semangat ‘ini jaman kami’.

Menyongsong jaman terang benderang menggantikan kegelapan. Gelap harapan, gelap permufakatan, banyak transaksi di kegelapan. Dalam gelap malam peradaban, setan-setan nafsu bergentayangan berbaju malaikat. Bertransaksi kepentingan dan kekuasaan. Mengangkangi norma dan logika memperkosa alam. Menitipkan anak, mantu, keponakan, menganggap kekuasaan bisa diwariskan. Para pemuda telah bangun kesadaran bahwa ini jaman terang kami. Jaman semua transaksi adalah resmi, kekuasaan diabdikan untuk kemuliaan, kekuasaan yang taat konstitusi.

Jaman terang dimana dunia adalah halaman tempat para pemuda bermain. Dunia yang sudah mengkerut ada dalam genggaman. Kami dan mereka, luar negeri dan dalam negeri adalah sebatas administrasi. Menyatunya dunia secara virtual membawa dampak juga secara fisik. Apa yang mereka rasakan kami juga rasakan, begitu sebaliknya, senasib sepenanggungan.  Tempat dan waktu tidak membatasi nasionalisme. Biarkan kami mengembara seperti nenek moyang kami pelaut ulung.

Jaman terang dimana semua transaksi pakai kwitansi. Membayar sesuai tarif resmi. Pungli tak lagi berfungsi. Suap adalah pamali, mark up apalagi. Semua bekerja dan berfungsi sesuai tupoksi. Kami yang membidani dan merawat budaya terang benderang.

Wahai para pemuda api semangat sudah mulai terlihat. Singsingkan lengan siapkan langkah tegap perjuangkan peranmu. Ini adalah waktumu. Tentukan sendiri nasibmu. Juga nasib negaramu. Nyalakan api semangat bawa negara menuju jaman terang benderang, tinggalkan kegelapan.