Hizbullah Indonesia:
SAATNYA MELAWAN PRABOWO (3): Indonesia Gelap dan Dalam Bahaya Besar, Karena Dipimpin Oleh Makhluk-Makhluk Tidak Waras…
Sri-Bintang Pamungkas
Mahasiswa dan Pemuda mulai bergerak lagi seperti ketika mau menjatuhkan Soeharto… Dan juga sesudah Soeharto jatuh, mereka bergerak di jalan-jalan pula untuk menjatuhkan Habibie. Seperti era pada masa lalu itu, gerakan mahasiswa dan pemuda juga agak terlambat.
Sesudah Soeharto berkuasa lebih dari 20 tahun, mereka baru sadar dan berani bergerak menjatuhkan kediktatoran Soeharto. Rezim Soeharto yang jenderal TNI itu, dan yang mendapat dukungan dari Angkatan Bersenjatanya, serta didukung pula oleh Amerika Serikat, akhirnya jatuh juga.
Sekarang pun Rezim Drakula Wowok-Wiwik, selain didukung oleh Angkatan Bersenjatanya, juga didukung oleh Oligarki Cina-cina Konglomerat Indonesia, serta dengan dukungan pula oleh RRC. Bahkan kerjasama RRC dengan Wiwik dan Oligarki Cina itu sudah berhasil mengirimkan 100-an juta Orang-orang Cina Daratan siap untuk menginvasi NKRI. Nasib dan Masadepan Indonesia memang gelap. Para Pemuda dan Mahasiswa dengan kesadaran tinggi melihatnya demikian, bahwa Wowok-Wiwik harus jatuh, karena Esok Hari adalah era miliknya.
Di dalam buku saya Ganti Rezim Ganti Sistim: Pergulatan Menguasai Nusantara (2014) sebelum Wiwik ikut dalam Pilpres Langsung yang Curang, sudah saya sampaikan bahwa si Wiwik Oey Hong Liong itu menderita Schizophrenic Acute. Sakit jiwa yang parah itu terjadi akibat dari sampai balita dia diasuh oleh ibunya yang masih belia, yang beda usianya dengan si orok hanya terpaut 10-11 tahun.
Bagi Wiwik itu menjadi sakit jiwa bawaan yang tidak bisa disembuhkan, apalagi tidak pernah diobati. Keberhasilannya menapak jabatannya selama 15 tahun itu juga karena orang tidak tahu bahwa Wiwik itu makhluk sèdèng… Dikiranya hanya ngédan, padahal benar-benar édan. Kegilaan mana dimanfaatkan oleh banyak pihak, termasuk AS dan RRC. Wiwik pun menjadi Drakula yang menghancurkan Indonesia dan menghisap darah Rakyat.
Sedang perjalanan hidup Wowok mirip dengan Wiwik, di mana masa kecilnya juga penuh dengan goncangan jiwa, yang mengakibatkan berbagai konflik dan kekacauan, baik pada pikiran maupun batinnya: konflik keluarganya yang diburu sebagai pemberontak; konflik kewarganegaannya dalam pelarian; konflik politiknya di antara Soekarno yang dipuja tapi mengejarnya dan Soeharto yang melindungi dan memberinya; konflik pribadinya antara sosok Tentara Negara dan Menantu Presiden; konflik batinnya ketika menghabisi para Aktivis pro Demokrasi… Lalu diterpa lagi dengan berbagai goncangan jiwa lainnya, seperti hilangnya kepangkatannya, bahkan sampai harus lari lagi ke manca negara berpisah dari isteri dan anaknya.
Berbagai konflik kejiwaan Wowok itu membentuk mimpi-mimpi megalomaniak yang menunjukkan ketidakwarasannya: ingin menjadi orang besar… ingin menjadi presiden… ingin meraih Bintang di langit… ingin dipuji Dunia… Tiba-tiba pula mendapat palu godam goncangan jiwa berikutnya yang membikin dirinya bertekuk lutut kepada Drakula Wiwik: sebuah hantaman keras di pusat kognitifnya yang membikinnya knock-out, tak sadarkan diri. Bahkan sesudah siuman, Wowok pun masih tidak sadar, bahwa dirinya benar-benar tidak waras: sebuah ketidakwarasan yang hampir permanen.
Wiwik dan Wowok menjadi warga negara Indonesia yang perilaku dan tindakannya menyerupai Sejoli Drakula-Drakuli. Mereka hidup dari menghisap darah sesama Rakyat Indonesia. Sebagian dari mereka yang “termakan” menjadi pengikutnya… Sebagian dari mereka yang setia menjadi apa yang saya sebut dengan the Walking Dead, atau Mumi Hidup. Mereka membentuk Rezim ala Mafia Negara (State Criminals) yang sekarang berkuasa di Republik Indonesia, lengkap dengan Angkatan Bersenjatanya, Parlemennya dan Penguasa Hukumnya…
Drakula Wowok pun melanjutkan misi Wiwik: menghancurkan Pribumi dan Islam Indonesia sebagai amanat Babah Oey, bapak asli Wiwik, di bawah sadarnya. Ribuan trilyun Rupiah yang dikorupsi Rezim Wiwik pun menjadi tema kebijakan Wowok yang berjanji akan mengejar Koruptor sampai Antartika.
Rupanya pernyataan Soemitro dalam Kongres ISEI 1994, bahwa: “30% Utang-utang Asing menguap di tangan Pemerintah…” sempat membekas sebagai bagian konflik kejiwaan Wowok: antara Soeharto yang memberikan hampir segalanya dan Soemitro yang pada akhirnya menista Soeharto. Belum terhitung penentangan Soemitro terhadap monopoli terigu Liem Siu Liong, si Ayam Petelur Emas bagi keluarga Cendana. Sementara para Mumi Hidup yang dipeliharanya adalah kumpulan para Koruptor dan Penjahat itu…; tapi tidak satu pun dari mereka yang dikejarnya…
Ketidakwarasan Drakula Wowok pula yang mendorong pidato-pidatonya dipenuhi dengan janji-janji tak masuk akal untuk membikin Rakyat Indonesia mencapai Adil dan Makmur dengan pertumbuhan 8% lebih. Tanpa sadar, bahwa keuangan Indonesia sudah kering-kerontang: Di samping Utang LN dan DN yang ribuan trilyun Rupiah, APBN 2024 saja sudah defisit 400 trilyun lebih; dan lebih besar lagi defisit pada 2025.
Wowok beserta Rezimnya pun tidak peduli dan tak berbuat apa pun dengan aktivitas para Oligarki Cina yang terus bergiat membangun Pulo-pulo Reklamasi dengan menimbuni laut untuk dibuat sebagai Kota-kota Cina, dan untuk digunakan sebagai terminal pendaratan Tentara-tentara Cina. Sementara orang-orangnya di Polri dan Kejaksaan Agung pun menyatakan tidak ada keterlibatan dari para pengkhianat Oligarki Cina… Indonesia tidak hanya Gelap, tapi sungguh sedang dalam Bahaya Besar…
Betapa pun, para Pemuda dan Mahasiswa harus terus-menerus menyusun kekuatannya untuk menumbangkan Rezim Drakula Wiwik-Wowok. Sementara tuntutan Adili Wiwik terus menggema, justru Wowok dengan suara menentangnya meneriakkan “Hidup Jokowi, Hidup Jokowi” bertalu-talu; sambil pula menyerahkan “senjata Kerisnya” kepada Drakula Wiwik, seakan-akan mengatakan “Aku Siap Mati Untukmu…!!”. Revolusi penumbangan Wowok-Wiwik harus terjadi… seperti ketika menumbangkan Soeharto pada Mei 1998…
Jakarta, 24 Februari 2025
@SBP