PENANGANAN “EMBER BOCOR”

Oleh : Girarda
Pemerhati sosial

Waktu mengisi air ke dalam wadah, misal ember, perlu dipastikan bahwa wadahnya bagus, tidak bocor. Kalau ada kebocoran perlu diperbaiki dulu sebelum dilakukan pengisian.

Kebocoran anggaran negara ibarat ember bocor. Sebagai contoh mengutip Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu, 9 Februari 2025 mengungkap, dari total anggaran bantuan sosial (bansos) sebesar Rp500 triliun, hanya separuh benar-benar sampai ke masyarakat yang berhak.

“Selama lima tahun terakhir, saya melihat sendiri bagaimana efektivitas program perlindungan sosial menghadapi tantangan besar. Dari total Rp500 triliun anggaran bansos, hanya separuh yang benar-benar sampai ke tangan yang berhak.”

Contoh lain tentang ibarat ember bocor, mengutip Inilah.com 15 Januari 2024, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap kebocoran anggaran Proyek Strategis Nasional (PSN) yang nilainya ditaksir Rp555 triliun. Diduga dana itu mengalir ke banyak pihak, mulai ASN, politikus hingga sub-kontraktor.

Dari 2 contoh berita tersebut di atas apa tindak lanjutnya. Seorang LBP atau lembaga PPATK pastilah tidak sembarangan membuat pernyataan seperti itu. Sudah adakah lembaga negara seperti KPK, Kejaksaan, Polisi meneliti dan menyidik berdasar  info pernyataan tersebut. Kalau tidak ada langkah tindak lanjut sangat disayangkan bila hanya menjadi sekedar berita. Ataukah memang kita senang dengan berita-berita semacam infotainmen, hiburan. Dan menganggapnya sekedar hiburan saja.

Sebuah negara menjadi maju antara lain karena penyelenggara negara dan rakyatnya terbiasa melakukan sesuatu dengan presisi dan tuntas. Misal untuk berita kebocoran anggaran Rp500 triliun bansos dan PSN Rp555 triliun, maka diharapkan aparat penyelenggara negara bisa mengurai dan mengusut secara rinci angka-angka tersebut. Memproses secara hukum dan memberi sanksi kepada pelakunya serta membawa secara utuh ke kas negara nilai Rp500 triliun dan Rp550 triliun tersebut.

Usaha untuk mencegah, mengusut, menindak, dan mengembalikan kebocoran anggaran ke kas negara adalah penting. Sebelum hal ini bisa dilaksanakan dengan sempurna, maka bila sisi pemasukan negara digenjot akan sia-sia. Semakin banyak pemasukan semakin besar kebocoran? Pertanyaan semacam untuk Danantara yang baru dibentuk. Apa jaminan tidak terjadi kebocoran? Janganlah mengisi ember bocor banyak-banyak.