Sosiologi UNAS membicarakan Dampak Media Sosial pada Kaum Muda

JAKARTASATU.COM– Kaum muda, generasi  Z (gen-Z) dan kaum milineal harus mengembangkan daya/kemampuan literasi dan memperkuat pembelajaran dalam merespon arus informasi digital yang semakin dahsyat dan membanjir di media sosial  dan dunia cyber di tengah ketidakpastian zaman ini. Hal ini penting agar identitas pemuda yang punya karakter baik dan akal sehat tidak tergerus , tidak mengalami distorsi dan peluruhan.

Demikian pandangan yang berkembang dalam seminar Sociology Day dengan tema “Digital Culture and Social Change: Understanding the Impact of Social Media on Youth Identity” oleh Himpunan Mahasiswa pada Rabu 26/2/2025.

Sosiologi Universitas Nasional Jakarta, Periode 2024/2025. Seminar ini dibuka oleh  Kaprodi Sosiologi UNAS Dr. Andi Achdian, M.Si, dengan moderator Gratia Wing Artha  MS serta para panelis  yakni Herdi Sahrasad (pengajar Sekolah Pasca Sarjana Universitas Paramadina),  dosen Fisip UNAS Dr. Qonitah Basalamah, M.Si dan Prasasti Dewi MSi (mahasiswa PhD Kebijakan Publik UI).

Para panelis mengatakan, masyarakat saat ini cenderung sangat bergantung pada teknologi seperti internet, media sosial, gadget, dan sebagainya. Sementara Revolusi AI (artificial intelligence) dirasakan membuat perubahan yang cepat dan  membuat sebagian anak-anak muda serta masyarakat cenderung ‘’diperdaya’’ teknologi informasi-komunikasi.

‘’Sebagian anak muda pun malas berpikir, dan  berbagai survey menunjukkan untuk sebagian besar hal itu disebabkan   daya literasi mereka rendah atau IQ- nya rendah,’’ kata Herdi.

Herdi mengungkapkan pelbagai studi menunjukkan  pada 2014 pengguna media sosial di dunia ini  adalah sebanyak 1,9 miliar dan terus mengalami peningkatan sehingga pada 2023 mencapai 4,8 miliar pengguna.

”Mengacu pandangan  Manuel Castells yang menjelaskan tentang bagaimana teknologi komunikasi-informasi dan kapitalisme informasi makin pesat, kekuasaan di masyarakat kontemporer pun bisa dioperasikan melalui jaringan untuk mengendalikan dan menguasai  rakyat,  sementara di sisi lain  berkembangnya masyarakat digital kian  tak terelakkan dengan segala implikasi dan dampaknya,” tutur Herdi.

Sementara Dr. Qonitah Basalamah,dan Prasasti Dewi Kaum muda terpelajar harus kreatif jangan mengalami involusi.

“Kaum terpelajar dan gen-Z jangan sampai mengalami involusi  abad informasi, namun harus kreatif dan belajar serius untuk menghadapi Hoax dan luberan informasi yang membanjir, dan jangan telan mentah begitu saja info media sosial, harus pakai nalar dan bersikap kritis.” ungkap Dr. Qonitah Basalamah dan Prasasti Dewi

Ketiga penalis mengakui , Masyarakat digital umumnya padat teknologi dan padat modal, sehingga golongan miskin/lemah termasuk kaum mudanya di lapisan bawah yang tak mampu menjangkau, kian marginal.

” Dan mudah tersingkir, tertinggal,’’ kata  ketiga  panelis. (Yoss)