Judi Onlen Vs Tiga Juta Rumah

Oleh : Salamuddin Daeng

Konon uang beredar dalam skandal judi onlen di negara ini mencapai 700-1000 triliun rupiah, nilai yang setara dengan empat juta rumah MBR.

Rumah bukan sekedar membangun tempat tinggal yang layak dan nyaman, namun lebih dari itu yakni membangun harapanan bahwa masa depan Indonesia itu bisa diraih. Anak anak mudah, kaum milenial memiliki harapan itu, serta menepis keraguan dan stigma bahwa Generasi Milenial tidak akan pernah bisa membeli dan memiliki rumah.

Generasi sebelumnya generasi boomers mereka sekarang mendapatkan hari tuanya dengan aset atau kekayaan mereka yang ditabung selama berpuluh tahun. Aset tersebut adalah tanah dan rumah. Di atas kekayaan itulah generasi boomers benar benar dapat memiliki hati tua mereka. Di jamannya menabung dengan cara membeli tanah dan rumah telah menjadi keyakinan yang kuat bahwa itulah cara mewujudkan masa depan.

Sekarang tanah dan rumah tidak lagi diyakini sebagai masa depan. Ada yang mengatakan bahwa daya beli adalah penyebabnya hilangnya harapan itu. Pekerjaan dengan upah rendah, biaya hidup yang meningkat. Gaji bulanan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Konon uang tidak lagi banyak di dalam genggaman anak-anak muda. Kartu kredit dan pinjaman onlen memenuhi dompet generasi Indonesia emas. Benarkah kenyataannya demikian?

Membangun Cara Pandang

Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PKP) berambisi besar membalikkan keadaan ini. Anak-anak muda harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat membangun rumah masa depan mereka. Ini bukan sekedar menjalankan tugas sebagai menteri untuk mensukseskan tiga juta rumah, namun juga tanggung jawab negara dan pemerintah untuk memberikan edukasi kepada masayarakat.

Rasanya saat ini memang tengah berkembang cara padang yang keliru di dalam masyarakat, yang membuat anak-anak muda mengalami disorientasi, termasuk dalam membelanjakan pendapatan mereka. Perubahan gaya hidup yang cenderung instan, membuat masyarakat enggan berfikir jangka panjang terutama dalam menabung sebagian pendapatan untuk aset, tanah dan rumah.

Ini bukan soal pendapatan yang cenderung menurun, daya beli atau faktor ekonomi semata yang menyebabkan lesunya pembangunan perumahan. Kalau soal pendapatan, maka judi onlen tidak sebanyak sekarang. Uang beredar dalam judi onlen di Indonesia bisa mencapai 700-1000 triliun rupiah. Uang yang cukup untuk membangun 1 juta rumah mewah dan 4 juta rumah MBR (masyarakat  berpendapatan rendah). Mengapa semua bisa  terjadi?

Menurut Maruarar cara pandang yang benar akan menghasilkan harapan baik. Lemahnya minat membangun dan memiliki rumah adalah perangkap pemikiran. Jika dibiarkan maka orang akan beralih ke-hal hal yang tidak produktif dan bahkan mencelakai diri mereka sendiri. Mengajak anak-anak muda dan masyarakat membangun rumah adalah usaha besar memilih kepercayaan diri dan menantapkan harapan Indonesia emas. “Kita ajak anak-anak muda ayo bangun rumah.”

Insentif dan Subsidi

Pemerintah telah memberikan berbagai insentif dan subsidi untuk memulihkan kembali semangat masyarakat membangun rumah. Insentif diberikan dalam bentuk kemudahan perijinan, kemudahan perpajakan dan subsidi bunga dan lain sebagainya.

Kementerian PKP telah  membuat terobosan baru yakni diberikannya tiga insentif atau kemudahan pajak sekaligus yakni  (1) Menggratiskan PPN atau pajak pertambahan nilai untuk perumahan MBR. (2) . Menggratiskan atau menghapus retribusi persetujuan bangunan gedung (PBG), dan (3). Menghapus bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB). Ini lah untuk pertama kali insentif ini diberikan. Walaupun diketahui bahwa saat ini pemerintah tengah menghadapi tekanan fiskal.

Menggerakkan sektor Perumahan termasuk program perbaikan rumah adalah strategi penting untuk mengejar pencapaian pertumbuhan ekonomi yang significant. Sektor ini adalah yang paling inclusive karena akan melibatkan komunitas, pelaku pengembangan perumahan, industri terkait dan bahkan kalalangan para akademisi atau kampus untuk mengembangkan riset pengembangan perumahan.

Usaha ini seluruhnya juga dimaksudkan agar kembali mengajak masyarakat menabung, yakni menabung aset dalam tanah dan rumah. Usaha yang tidak lagi populer dikarenakan masyarakat banyak terperangkap dalam cara hidup berhutang untuk hal hal yang tidak produktif. Banyak yang menghabiskan uang mereka untuk harapan palsu, memperkaya para penipu, yakni bandar judi onlen.