OTAK SUMBU PENDEK BERTINGKAH SEPERTI HERO
Sutoyo Abadi
Ketika para pejuang menyusun Dasar Negara dan UUD 45 bau mesiu masih lengket di hidung mereka, bambu runcing masih tersandar di sisinya, tangannya masih merasakan gemetaran mengangkat temannya seperjuangan yang terkapar berlumpuraan darah.
Tidak terbayangkan akan muncul generasi sumbu pendek dengan kedunguan mindset yang sudah terpola sebagai generasi yang akan memutus dengan generasi pejuang pendiri negara.
Mereka sebagai generasi penghianat dan durhaka terhadap para pendiri bangsa, manusia pengemis di mangsa kaum kapitalis bertingkah seperti hero larut sebagai buzer dan budak ikut menjual kedaulatan negara meluluh lantakkan UUD 45 dan mencampakkan Pancasila.
Tiba masa akibatnya pasti terjadi “Indonesia Gelap” kegelapan ini , datang dari kebodohan, kedunguan, ketololan, kesesatan, dan kedurhakaan, pecundang, penghianat negara pemimpin negara sumbu pendek merasa sebagai hero. Merasa lebih pintar dari para pendiri bangsa
Dalam keputusasaan, rasa muak melihat tingkah pemimpin sumbu pendek, pintar berdansa dan hanya omon-omon sedang bersolek menjadi manusia bijak dan keluar sebagai pahlawan
“Kabur aja dulu” hanya menunjukkan keputusasaan, ketidak pedulian, dan egoisme, yang penting bukan aku yang merasakan kegelapan. Sementara teman, saudara, tetangga, dan orang-orang yang kita cintai masih berada di dalamnya, dalam kegelapan penuh tipu daya.
Kegelapan ini bukan tentang ketiadaan bolam listrik atau lentera minyak. Kelam ini soal keculasan, kepongahan, kelicikan, segelintir manusia sumbu pendek mengaku hero yang hanya mementingkan diri, keluarga, dan kelompoknya.
Kegelapan ini karena wajah dan tingkah laku kepala negara dan pemerintah yang terus-menerus bersekutu dengan penghianat dan pecundang negara. Pemimpin negara sumbu pendek merasa sebagai hero dan visioner. (*)
3/3/2025