KABINET OPLOSAN

Sutoyo Abadi

Oplosan yang sedang ramai dibicarakan publik adalah oplosan Pertamax oleh orang tamak. Pertamax RON (Research Octane Number) 92 dioplos Pertamax RON 90. Rakyat bayar Pertamax 92, padahal itu oplosan.

Persis kejadiannya dengan cerita dari kayangan, bahwa kabinet oplosan dari oktan yang jelas berbeda, dipastikan akan membuat retak, petaka, kekacauan dan kerusakan. Muncul kelakar segar “saya kira Ron Prabowo, ternyata itu oplosan Ron Jokowi”

RON ( Research Octane Number ) atau nilai/tingkat oktan, adalah ukuran stabilitas pada kandungan bahan bakar. Dalam RON terdapat angka yang menunjukkan tingkat tekanan yang dihasilkan saat pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan.

Setiap mobil memiliki preferensi RON masing-masing. Demikian juga setiap kabinet memiliki RON yang berbeda apalagi setelah panduan Pancasila dan UUD 45 sudah dimusnahkan.  Kabinet oplosan dengan tekanan dan pembakaran bebas dengan macam – macam oktan dipastikan kehancuran, kekacauan yang akan terjadi

Keindahan seni dan rekayasa politik yang luar biasa, kasus oplosan terjadi dari tahun 2018 hingga 2023. Kejadiannya tepat waktu dan momentum yaitu akhir periode pertama hingga akhir periode kedua. Tahun 2018 adalah tahun jelang pemilu 2019. Dan tahun 2023 juga jelang pemilu 2024.

Proses oplos mengoplos ternyata sudah dikendalikan dengan hitungan penuh sakral oleh para juru nujum politik dari alas Purwo yang angker dan tuah maha sakti.

Apakah perampokan dengan modus oplosan ini ada kaitannya dengan penyediaan logistik buat capres oleh dan yang penguasa dari Gua Slarong. Tentu  pendalamannya tidak bisa hanya lewat hukum, tapi juga harus ada pressure politik dan pressure publik.

Pembongkaran kasus oplosan Pertamax ini hampir tidak mungkin terjadi tanpa ijin, atau minimal sepengetahuan Raja Kertanegara.

Info dari suhu sakti, hanya satu saudagar yang punya mesin oplosan, apakah oplosan ini dilakukan di Indonesia?.  Kalau iya, berarti bisa ditebak dimana ngoplosnya, kata suhu mantan menteri BUMN “Dahlan Iskan”.

Infonya menjadi shahih sekalipun tetap harus memakai sabuk pengaman dengan kalimat “diduga” bahwa oplosan diproses dan terjadi di dalam negeri, melibatkan kekuasaan dan kekuatan kabinet oplosan.

Hanya dengan bantuan iblis, demit yang telah menyatu dengan Raja Jawa jadi jadian bersama kabinet oplosan semua baru bisa diramal. Ketika NKRI semua sudah dioplos “akan kemana dan dimana Indonesia akan di eksekusi”. Wallahu ‘alam.

4/3/2025