Foto: dok. Tribunnews

JAKARTASATU.COM– Analis kebijakan publik Muhammad Said Didu mengingatkan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa investor percaya pada kebijakan, bukan pada niat. Didu mengingatkan itu kala SBY “membela” Presiden Prabowo Subianto terkait Danantara, yang ia sebut sebagai niat baik eks Danjen Kopassus itu

“Semoga niat baik Presiden @prabowo ditunjukkan dg fakta keputusan baik juga krn publik dan investor hanya akan percaya pada tindakan/kebijakan – bukan pada niat,” Didu mengomentari cuitan SBY, Selasa.

Didu menyampaikan di atas karena menurutnya adalah wajar publik mempertanyakan Danantara itu.

“Penyebabnya antara lain krn pengelola BUMN yg merusak BUMN selama ini masih diberikan kekuasaan di Danantara, sementara dalam 10 tahun terakhir di BUMN terjadi : 1) intervensi kekuasaan di BUMN mencapai puncaknya, 2) profesionalisme dlm pengangkatan pemimpin BUMN diabaikan (dibuang ke tong sampah). BUMN dijadikan tempat penampungan caleg gagal, relawan dan keluarga pjbt 3) GCG hancur,” ungkapnya.

“4) korupsi yang sangat tinggi (Jiwasraya, Asabri, Pertamina, Jalan Tol, Kereta Api, dll) 5) kerugian BUMN sangat tinggi bahkan tdk sedikit BUMN bangkrut yg antara lain krn penugasan pemerintah yg merugikan seperti bangkrtunya BUMN konstruksi,” sambungnya.

Kendati begitu, Didu menyampaikan terima kasih atas penjelasan SBY soal Danantara yang ditanggapi banyak kalangan, termasuk ekonom.

“Bapak @SBYudhoyono yth, terima kasih penjelasannya. Wajar sekali publik mempertanyakan Danantara tsb sebagai cinta thdp BUMN,” tandasnya. (RIS)