UPAYA PENANGANAN BANJIR
Oleh : Girarda
Pemerhati sosial
Pertama menyampaikan ikut berduka terhadap bencana banjir besar di Bekasi dan daerah lainnya. Ijin, membandingkan antara Bekasi dan Jakarta. Keduanya dari dulu langganan banjir. Jakarta sungai besar Ciliwung. Sungai besar di Bekasi sungai Cileungsi. Sudah banyak usaha mengendalikan Ciliwung sejak dari hulu. Bagaimana upaya pengendalian sungai Cileungsi apakah seintensif sungai Ciliwung.
Banjir besar ditengarai karena hujan lebat di daerah hulu. Bekasi yang terdampak hebat, bila dilihat dari atas akan terlihat batas area genangan. View dari atas dengan cara sederhana bisa terlihat dari google earth. Dari situ bisa diperkirakan luas genangan, kemudian bisa diketahui perkiraan volume air. Misal lama genangan banjir 10 jam bila diinginkan lama genangan turun setengahnya, maka bisa diketahui apa yang perlu dilakukan terhadap sistem drainase dalam area genangan. Fokus penanganan banjir untuk tahap awal di area genangan terdampak saja.
Usaha penanganan banjir untuk wilayah Jakarta dilakukan normalisasi sungai Ciliwung, anak sungai dan saluran tersier, termasuk pengerukan dan pembersihan rutin. Banyak dibuat taman sekaligus waduk kecil. Juga program sumur resapan secara intensif, yang menimbulkan pro kontra. Untuk Bekasi bagaimana penanganan sungai Cileungsi, bagian hulu hingga daerah hilir apakah seintensif sungai Ciliwung? Apakah pembuatan taman plus waduk kecil, pembuatan sumur resapan, perawatan jaringan drainase, seintensif Jakarta? Secara relatif dampak banjir di Jakarta sudah berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya, sementara Bekasi masih terus berulang.
Banjir juga terkait dengan tata guna lahan. Apabila daerah rendah yang dari awal menjadi tempat air menggenang waktu hujan lebat, kemudian diurug jadi kompleks pemukiman, maka air akan mencari tempat lain yang lebih rendah. Apabila masing-masing kompleks pemukiman berlomba-lomba meninggikan daerahnya maka penduduk yang tak berdaya bisa menanggung akibatnya, limpahan banjir. Untuk itu pentingnya peran pemerintah untuk mengatur tata guna lahan, dan menjaga kapasitas sistem drainase apabila tata guna lahan sudah berubah.
Selain pemerintah partisipasi aktif masyarakat juga perlu digerakkan. Misal tidak membuang sampah di saluran air, menanam pohon pelindung, menjaga bantaran sungai tetap bebas dari bangunan. Penanganan sungai dan saluran drainase memerlukan biaya yang cukup mahal, namun bila terjadi banjir dampaknya lebih mahal lagi.
Semoga penanganan pencegahan banjir semakin baik.