JAKARTASATU.COM – Dalam momentum peringatan Hari Perempuan Internasional tahun 2025, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres, menyuarakan panggilan global untuk mengukir masa depan yang lebih adil melalui pemberdayaan perempuan. Melalui pesannya yang dipublikasikan di laman resmi PBB, Guterres menekankan bahwa kesetaraan gender bukan sekadar impian, melainkan sebuah keharusan yang harus diwujudkan melalui kebijakan dan aksi nyata.
Di balik kata-kata tegas tersebut terselip harapan yang mendalam: “Untuk mencapai dunia yang inklusif dan berkeadilan, setiap negara harus memastikan perempuan dan anak perempuan mendapatkan akses setara ke pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi.” Pernyataan ini menggema sebagai seruan agar pemerintah, lembaga internasional, dan seluruh lapisan masyarakat bersama-sama menghapus segala bentuk diskriminasi yang masih mengakar.
Guterres juga menyoroti realitas pahit yang harus dihadapi, di mana perempuan di berbagai belahan dunia seringkali menanggung beban ganda—terutama di tengah dampak pandemi dan perubahan iklim yang semakin memperlebar kesenjangan sosial. “Kita berada pada titik balik sejarah di mana komitmen nyata dan tindakan berani akan menentukan masa depan jutaan perempuan,” tegasnya, mengingatkan bahwa perjuangan menuju kesetaraan adalah tanggung jawab bersama yang harus dijalankan tanpa henti.
Dalam nuansa yang mengandung semangat dan harapan, pesan ini mengajak semua pihak untuk tidak sekadar merayakan peran perempuan sebagai kekuatan penggerak perubahan, tetapi juga untuk aktif menciptakan ruang yang mendukung tumbuh kembang potensi penuh mereka. Pidato Guterres merupakan cermin dari tekad global untuk mengatasi hambatan struktural dan menciptakan landasan yang kokoh bagi perempuan, sehingga suara dan kontribusi mereka dapat terdengar jelas dalam membentuk dunia yang lebih baik.
Hari Perempuan Internasional 2025 kini menjadi saksi akan dinamika perubahan di tengah realitas sosial yang kompleks. Di berbagai sudut dunia, inisiatif pemberdayaan perempuan semakin menguat, memberikan sinar harapan bagi terwujudnya masyarakat yang bebas dari diskriminasi dan ketidakadilan. Pesan Sekjen Guterres pun diharapkan tidak hanya menggugah kesadaran, tetapi juga menginspirasi tindakan konkret yang membawa kita lebih dekat kepada masa depan yang penuh kesetaraan.
Dalam era di mana setiap langkah menuju keadilan menjadi penentu sejarah, pesan ini mengajak seluruh umat manusia untuk bersama-sama menulis kisah baru—kisah tentang perempuan yang tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga pelaku utama perubahan global. |WAW-JAKSAT
Model Invasi Kejahatan Ijazah Palsu Jokowi Menjiplak Gaya Aguan
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Kenapa sampai hari ini kasus ijazah palsu Jokowi tak tuntas? Apa sulitnya...
KEPEMIMPINAN PUTIN DAN PRABOWO
Oleh: Radhar Tribaskoro
Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia
Ketika Vladimir Vladimirovich Putin mengambil alih kekuasaan di Rusia pada akhir 1999, negara itu...
Ketika Istana Mengolah Kepala Babi: Resep Ketidakpekaan di Tengah Ramadan
Paul MS d'Flo
(Pemerhati Kebijakan Publik, Mantan Aktifis Pers Kampus Mahasiswa 90an)
Bayangkan ini: sebuah istana...
Teror Bangkai Hewan Harus Diusut, Jansen: Kita Tunggu Investigasi Tempo
JAKARTASATU.COM-- Teror kepada media Tempo mendapat kiriman paket bangkai hewan sebelumnya kiriman paket potongan...
GUNCANGAN EKONOMI MEMANG AKAN TERJADI
Sutoyo Abadi
Tiga point penting yang pada pertemuan Prabowo Subianto dengan Jokowi pada tanggal 13 Oktober 2024 di di kediaman Jokowi di...