Menanti Gebrakan Gubernur JAKARTA Baru: Dari Hal Kecil ke Perubahan Besar, Papan Jalan Kebagusan Raya Tak Ada
JakartaSATU.COM — , JAKARTA sebagai ibu kota negara, selalu menjadi pusat perhatian dalam setiap pergantian kepemimpinan. Gubernur dan Wakil Gubernur baru yang kini duduk di Balai Kota tentu dihadapkan pada tantangan besar, mulai dari transportasi, tata kota, banjir, hingga kesejahteraan warga. Namun, di balik isu-isu besar tersebut, ada hal-hal kecil yang sering terlewat tetapi berdampak langsung pada kenyamanan masyarakat, salah satunya adalah papan nama jalan.
Salah satu contoh nyata adalah Jalan Kebagusan Raya, yang meski menjadi akses penting ke berbagai institusi—seperti rumah mantan presiden Meagwati yang kalau Nyoblos saja Pilkad kemarin di Kebagusan, Ada gedung PKK punya Pemda Jakarta, ada kantor Kejaksaan Tinggi, (bekas IM2 yang disita. Ada puskesmas besar yang punya kecamatan Pasar Minggu, tapi di jalan Kebagusan Raya, dan bahkan pintu timur menuju Wisata Ragunan—tapi masih belum memiliki papan nama yang jelas akses dari masuknya, terutama dari arah Jalan TB Simatupang. Hal ini bukan hanya menyulitkan masyarakat yang melintas, tetapi juga menunjukkan bahwa detail kecil dalam tata kota masih sering terabaikan.
Papan nama jalan mungkin terdengar sepele dibandingkan dengan proyek besar seperti MRT atau perbaikan infrastruktur lainnya. Namun, justru dari hal-hal kecil inilah karakter kepemimpinan diuji. Pemerintah yang peduli akan detail kecil, seperti papan nama jalan yang fungsional, lampu penerangan jalan yang baik, serta fasilitas pejalan kaki yang layak, biasanya juga mampu menangani isu-isu yang lebih besar dengan pendekatan yang sistematis.
Gubernur dan Wakil Gubernur baru Pramoono Anung dan Rano Karno harusnya memiliki kesempatan emas untuk membuktikan bahwa kepemimpinan mereka tidak hanya berorientasi pada proyek mercusuar, tetapi juga pada perbaikan nyata di tingkat akar rumput. Kesigapan dalam menanggapi permasalahan kecil seperti ini akan menjadi indikator sejauh mana mereka benar-benar mendengarkan kebutuhan warga.
Dengan adanya perubahan kepemimpinan, harapan masyarakat tentu tinggi. Jakarta bukan hanya soal gedung-gedung tinggi dan kemacetan, tetapi juga tentang bagaimana setiap sudut kota bisa menjadi lebih nyaman, tertata, dan mudah diakses oleh semua orang. Maka, langkah awal yang bisa diambil adalah memastikan bahwa hal-hal mendasar, seperti papan nama jalan, tidak lagi menjadi persoalan.
Pemerintah daerah harus sigap dan responsif terhadap kebutuhan warganya. Jika papan nama jalan saja sulit untuk diperhatikan, bagaimana dengan permasalahan yang lebih kompleks?
Semoga gubernur baru bisa menunjukkan komitmen nyata dengan aksi, bukan sekadar janji. Ayolah…. (RNZ-Jaksat)