Pada akhir Agustus 2022, komunitas kolaborasi Jakarta Art Movement dan Papatong Artspace menciptakan mural di flyover Cipinang, Jakarta Timur, untuk mengenang Mohammad Hatta, proklamator dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Saat itu Gubernurnya masih Anies Baswedan.

Mural ini menampilkan siluet wajah Bung Hatta beserta kutipan: “Bukti mendatangkan beras dari luar negeri itu saja adalah suatu penghinaan bagi bangsa kita yang menduduki Tanah Air yang begitu luas dan subur.” 

Kutipan tersebut diambil dari buku “Koperasi Membangun dan Membangun Koperasi” yang menekankan pentingnya kemandirian pangan dan kesejahteraan petani.

Menurut Bambang Asrini, koordinator mural dan kurator dari Jakarta Art Movement, seni mural dipilih sebagai medium efektif untuk menghidupkan kembali sosok Hatta dan isu kemandirian pangan. Menarik dan ini sangat kontektual. 

Mural ini juga mengingatkan bahwa meskipun Indonesia pernah mencapai swasembada beras, kesejahteraan petani sebagai produsen utama belum sepenuhnya terjamin. Oleh karena itu, karya seni ini diharapkan dapat menjadi refleksi atas cita-cita Hatta mengenai kemandirian pangan dan peran koperasi dalam perekonomian nasional. 

Namun apa yang terjadi? Pada Selasa, 25 Februari 2025, kalau mural yang mengenang Bung Hatta itu benar-benar dihapus, besar kemungkinan ada kepentingan tertentu yang merasa terganggu—terutama jika mural tersebut mengangkat isu kemandirian pangan dan kritik terhadap impor beras. Bung Hatta memang dikenal sebagai tokoh yang sangat mendukung koperasi dan ekonomi kerakyatan, jadi pesannya jelas bisa dianggap mengganggu pihak-pihak yang diuntungkan dari impor pangan.

Kalau benar ada upaya penghapusan mural ini oleh pihak-pihak tertentu, ini bisa menjadi indikasi bahwa seni jalanan masih dianggap sebagai media yang cukup berpengaruh dalam menyuarakan kritik sosial. Atau mereak tak menganggap seni hanya sampah? Bisa jadi ada yang merasa pesan dalam mural tersebut terlalu berani atau membahayakan kepentingan mereka terutama pengimpor beras…