Politikus Momentum: Pemimpin atau Penunggang Gelombang?
Aendra MEDITA*)
Di era politik modern, kita menyaksikan kemunculan satu tipe politisi yang semakin dominan yaitu “Politikus Momentum.”
Mereka bukanlah pemimpin yang lahir dari proses panjang membangun gagasan dan perjuangan, tetapi lebih seperti penunggang gelombang politik, yang muncul di saat yang tepat dan menghilang ketika panggung meredup.
Mereka bukan negarawan yang bekerja dalam diam membangun fondasi negara. Sebaliknya, mereka bermain dengan isu, membaca tren, dan memanfaatkan momen besar untuk membangun citra diri.
Mereka paham bahwa di era digital, persepsi lebih penting daripada kenyataan, dan bahwa sebuah narasi yang kuat bisa mengalahkan fakta yang sesungguhnya. Ini banyak sekali saat ini apalagi fasilitas media sosial yang masiv dibayar bisa dengan jasanya.
Politikus Momentum: Siapa Mereka?
Politikus momentum adalah politisi yang tidak memiliki basis ideologi yang jelas, tetapi mahir dalam membaca situasi dan memanfaatkan peluang. Mereka tidak membangun gagasan dari bawah, tetapi melompat ke atas panggung ketika isu politik sedang memanas.
Ada beberapa ciri khas yang membedakan mereka dari politisi konvensional: Ia Bermain dengan Isu Populer Mereka pandai menunggangi isu-isu yang sedang viral, entah itu soal ketimpangan sosial, lingkungan, atau kebijakan ekonomi. Namun, setelah isu mereda, mereka sering menghilang tanpa meninggalkan solusi konkret.
Mahir dalam Retorika, Lemah dalam Kebijakan Mereka bisa berbicara dengan lantang, menampilkan diri sebagai “penyelamat rakyat,” tetapi sering kali tidak menawarkan kebijakan yang substantif. Mereka tahu bahwa retorika yang tajam lebih menarik bagi massa daripada solusi teknokratis yang membosankan.
Tampil di Saat yang Tepat, Menghilang di saat yang tidak dibutuhkan atau baahkan pernah jadi tim yang ia usung. Politikus momentum tidak selalu hadir di garis depan perjuangan rakyat. Mereka hanya muncul ketika ada panggung besar yang bisa meningkatkan popularitas mereka.
Ia ahli dalam membangun citra media, mereka sangat sadar bahwa politik saat ini lebih banyak dimainkan di media sosial dan televisi daripada di parlemen atau ruang kebijakan. Dengan bantuan tim media dan konsultan politik, mereka membangun narasi yang membuat mereka tampak sebagai pahlawan.
Dalam Politik Komunikasi, mereka bekerja komunikasi politik memnagarap isu, politikus momentum tidak berfokus pada substansi kebijakan, tetapi lebih pada cara menyampaikan narasi yang menarik bahakan publik terhipnotis.
Mereka menguasai beberapa strategi utama dalam komunikasi politik modern ada juga carai Playing the Victim yang mereka kerap membingkai diri sebagai korban dari sistem yang tidak adil. So di dzolimi dan lalu mereka menciptakan kesan bahwa mereka sedang “dizalimi” oleh lawan politik atau kekuatan besar lainnya.
Kadang Heroic Messaging yang mereka mencitrakan diri sebagai penyelamat rakyat. Juga mereka menampilkan diri sebagai “orang biasa” yang berjuang untuk menghadapi kekuatan besar yang korup. Ada juga manuver narasi di media sosial kuat. Mampu memanfaatkan media sosial untuk membentuk tren dan membangun reputasi positif dan menciptakan kampanye yang tampak organik, tetapi sebenarnya dirancang secara profesional.
Simbolisme dan Gaya Populis