Menko ZulHas Ajak Perguruan Tinggi Menuju Swasembada Pangan
Kejaran Swasembada Pangan diperlukan peran perguruan tinggi dalam hal teknologi pertanian. Adalah upaya pemerintah untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional.
Ajakan Menko Pangan , Zulkifli Hasan (ZulHas) disampaikan kepada Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. — jelang ceramah Tarawih di Mesjid Salman ITB, malam Minggu, 22 Maret 2025. Mendampingi Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno dan Wamendagri, Bima Arya.
Sistem pertanian dengan teknologi, kata ZulHas — untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Mencakup alat-alat pertanian, teknik pertanian hingga aplikasi pertanian. Karenanya, ia pun berkenan diskusi akademik pada kesempatan nanti.
Selanjutnya, dalam ceramah bertajuk “Peran Islam dalam Perjuangan Bangsa” — Menko Pangan bertekad mengembalikan posisi swasembada beras seperti pada era 1980-an. “Kita pernah mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 7%,” tegasnya.
Dalam hal swasembada itu, telah terjadi kemunduran dalam tiga dekade terakhir. Banyak pegiat pangan, mencakup pertanian dan peternakan yang kian tersisihkan. “Sekira 70-80 prosen mengalami kemunduran dan menjadi buruh tani,” kata ZulHas yang juga Ketum PAN.
Pun keprihatinannya terhadap kondisi “rakyat cenderung tangan di bawah”. Alih-alih meningkat kreatif hingga produktif. Kekuatan pangan (ekonomi -pen) tak boleh hanya bertengger di orang-orang tertentu. “Negara harus kuat. Tak boleh bergantung pada segelintir orang.”
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, lanjut ZulHas — bertekad mengembalikan kepercayaan rakyat untuk tidak lagi mengharapkan program bansos. Tapi menstimulasi ke arah kreatif dan produktif. Semua bermuara pada good governance and clean government.
Swasembada pangan adalah kemampuan menyediakan kebutuhan pangan sendiri. Kejaran itu tengah berproses. Hari-hari ini, sudah mulai surplus beras. Data BPS menginformasikan, sebelumnya mesti impor 4 juta ton — kali ini tercatat surplus mencapai 3,5 juta ton.
Upaya berkelanjutan, dibutuhkan peran perguruan tinggi, utamanya ITB. Pertanian dewasa ini, sudah tak mungkin tanpa sentuhan teknologi. Berbagai program dan kegiatan dilakukan secara simultan. Di antaranya membangun sekitar 70 ribu koperasi desa atau Kopdes Merah Putih. Serupa KUD (koperasi unit desa – pen) dulu.
Kopdes, kata Menko Pangan — harus punya bentuk kegiatan usaha yang pasti. Dengan enam gerai sebagai model produktif untuk memenuhi kebutuhan warga. Pada gilirannya, memperpendek mata rantai ekonomi perdesaan.
Diperlukan langkah tak biasa. Tongkat komando berada di tangan Menko Pangan. Kejaran Swasembada Pangan pantang sebatas bayang. Menantang..!
– imam wahyudi (iW)