Pemimpin Palsu & Mitomania…Gawat….!!!
CATATAN dari Cilandak Aendra MEDITA*)
“Pemimpin Palsu” bisa diartikan sebagai seseorang yang berpura-pura menjadi pemimpin sejati tetapi sebenarnya hanya mementingkan diri sendiri, korup, atau sekadar boneka dari kepentingan lain.
Sedang istilah Mitomania pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikiater Prancis bernama Ernest Dupré pada awal abad ke-20, tepatnya sekitar tahun 1905. Dupré mendefinisikan mitomania sebagai kondisi psikologis di mana seseorang memiliki kecenderungan berbohong secara kompulsif dan berulang, sering kali tanpa alasan yang jelas atau tanpa tujuan yang konkret.
Penderitanya bisa menciptakan kebohongan yang mereka sendiri percayai sebagai kebenaran. Dalam dunia psikologi, mitomania dikenal sebagai bagian dari gangguan kepribadian dan sering dikaitkan dengan narsisme serta gangguan perilaku lainnya.
Dalam komunikasi politik, mitomania bisa berujung pada manipulasi massa, propaganda, dan penyalahgunaan kekuasaan, yang sangat berbahaya bagi stabilitas sosial dan kepercayaan publik.
Mereka sering menggunakan retorika manis untuk menipu rakyat, berpura-pura peduli, tetapi kenyataannya hanya memperkaya diri dan kelompoknya. Sejarah penuh dengan pemimpin semacam ini—dari diktator yang mengklaim membela rakyat hingga politisi yang hanya mencari suara dengan janji kosong.
Mereka bisa terlihat gagah dan karismatik di depan publik, tetapi di balik layar, mereka hanya aktor dalam sandiwara kekuasaan.
Ciri-ciri pemimpin palsu kita sebutkan saja adanya Janji manis tanpa bukti nyata – Selalu bicara tentang perubahan tapi tak pernah ada hasil. Korup dan manipulatif – Menggunakan kekuasaan untuk keuntungan sendiri dan kroninya. Takut kritik – Selalu membungkam lawan politik atau media yang kritis. Memanfaatkan rakyat hanya untuk kepentingan politik – saat butuh suara, mereka muncul. Saat berkuasa, mereka menghilang. Berpura-pura nasionalis atau religius – Menggunakan simbol dan narasi besar untuk menutupi kebusukan mereka. Pemimpin sejati bukan yang hanya pandai bicara, tapi yang berani bekerja dan bertanggung jawab.
Sayangnya, di banyak tempat, pemimpin palsu lebih sering menang karena politik memang lebih sering soal pencitraan daripada kenyataan.
Padahal Pemimpin sebenarnya ibarat nahkoda dari sebuah kapal besar. Pemimpin dipandang sebagai orang yang mampu membuat keputusan yang tepat dan terkadang sulit . Mereka mengartikulasikan visi yang jelas, menetapkan tujuan yang dapat dicapai, dan memberi pengikut pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dan akhirnya yang paling menggambarkan seorang pemimpin adalah harus yang baik harus memiliki integritas, kesadaran diri, keberanian, rasa hormat, kasih sayang, dan ketahanan. Mereka harus belajar dengan gesit dan melenturkan pengaruh mereka sambil mengomunikasikan visi, menunjukkan rasa terima kasih, dan berkolaborasi secara efektif. Semoga tak ada para pemimpin palsu apalagi terjebak oleh Mitomania bisa Gawat….!!! Jauhkanlah…Tabik.***
4 April 2025