Anthony Budiawan: Tarif Resiprokal Trump adalah Revolusi Ekonomi Menuju Fair Trade?
JAKARTASATU.COM— Kebijakan tarif impor resiprokal yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2 April 2025 langsung mengguncang pasar keuangan global. Bursa saham dunia berguguran. Bursa Jepang jatuh hingga 8 persen, sementara indeks Hang Seng di Hong Kong merosot lebih dari 10 persen.
Kebijakan tersebut memicu kekhawatiran akan kontraksi perdagangan global dan potensi resesi ekonomi internasional. Namun menurut Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), langkah Trump tidak bisa dilihat sebagai tindakan sembrono atau bentuk proteksionisme semata.
“Ini bukan sekadar perang dagang, tetapi revolusi ekonomi yang dirancang secara matang untuk mewujudkan perdagangan yang adil. Trump tahu apa yang ia lakukan. Kebijakan ini by design, bukan spontanitas politik,” kata Anthony kepada media, Senin (7/4/2025).
Menurut Anthony, Trump sudah lama memiliki pandangan kritis terhadap sistem perdagangan dunia.
“Jauh sebelum menjadi presiden, bahkan sejak tahun 1988 saat diwawancarai Oprah Winfrey, Trump sudah mengatakan bahwa Amerika tidak bisa terus-menerus menerima defisit perdagangan sementara negara lain bebas membanjiri pasar AS,” ujarnya.
Anthony menilai bahwa selama ini sistem perdagangan internasional tidak adil terhadap Amerika Serikat.
“Trump menyebutnya unfair trade, bukan free trade. Ekspor Amerika ke negara lain dipersulit, sementara produk asing masuk dengan leluasa ke AS,” jelasnya.
Bukan Proteksi, Tapi Tantangan Global
Lebih lanjut, Anthony menyebut bahwa tarif resiprokal bukanlah kebijakan proteksionisme seperti yang banyak dituduhkan. Sebaliknya, ini adalah tantangan terbuka kepada seluruh dunia untuk menciptakan perdagangan yang setara.
“Elon Musk, yang saat ini punya peran penting di pemerintahan Trump, bahkan menantang Uni Eropa untuk menerapkan tarif nol. Ini bukan proteksi, tapi ajakan untuk bersaing secara adil,” terang ekonom ini.
Menurut Anthony, langkah Trump juga mulai memicu respons dari negara lain. Vietnam, misalnya, telah menyatakan kesediaannya untuk menurunkan tarif terhadap barang-barang Amerika menjadi nol.
“Artinya, dunia mulai mendengar dan merespons. Ini bisa membuka jalan menuju reformasi sistem perdagangan global,” dia menegaskan.
Kebijakan Berdarah-darah, Tapi Penuh Keyakinan
Anthony juga menyoroti keyakinan pribadi Trump dalam menjalankan kebijakan ini.
“Trump tahu ini tidak mudah. Ia menyebut ini akan berdarah-darah. Tapi ia yakin, hasil akhirnya akan membawa kemenangan dan kebahagiaan bagi rakyat Amerika,” katanya.
Mengutip pernyataan Trump di platform Truth Social, Anthony menyebutkan: “Trump menyebut guncangan pasar sebagai bagian dari revolusi ekonomi. Ia bilang, ‘Hang tough, it won’t be easy, but the end result will be historic’.”
Ajakan untuk Dunia
Anthony Budiawan menutup pernyataannya dengan menyatakan bahwa kebijakan Trump justru membuka peluang terciptanya perdagangan global yang benar-benar fair.
“Ini saatnya semua negara berani menjawab tantangan Trump: apakah mereka siap menurunkan tarif dan membentuk sistem perdagangan yang adil? Dunia harus berani mengubah arsitektur lama yang timpang,” pungkasnya. (Yoss)