Hizbullah Indonesia:
REZIM DRAKULA PASTI GAGAL (1): Enggan Menembus Benteng Teknologi, Sekarang Terkena Tarif: Ganti Rezim Ganti Sistim…
Sri-Bintang Pamungkas
Setahun sesudah terpilih menjadi Presiden AS, Bill Clinton berkunjung ke Bogor untuk menghadiri konferensi APEC 1994. Sekalipun berceloteh tentang Angin Surga yang bertiup ke Indonesia untuk menjadikannya Macan Asia, dalam hatinya, Clinton sudah berketetapan untuk menjatuhkan Soeharto. Soeharto tidak sadar dan mabuk kepayang, lalu mendorong anak-anaknya untuk menangkap Angin Surga Asia Pasifik itu.
Antara lain, diterbitkanlah UU No 4/1996, yang disusul dengan berdirinya belasan Bank milik kroni-kroni Keluarga Cendana… Dalam perjalanannya kemudian, banyak Bank menjadi berlipat Aset-asetnya dengan kesempatan mengambil alih Agunan para Nasabah yang Gagal Bayar… sampai sekarang! Sekalipun, Bank-bank Kroni Cendana sendiri justru sudah dibubarkan pada awal 1998.
Di Cikarang, Bill Clinton minta tolong sahabatnya yang menjadi salahsatu pendana Kampanye Kepresidenannya: James Riady… Minta tolong untuk ikut membantu menjatuhkan Soeharto… Gerakan penjatuhan Soeharto bertepatan dengan semakin meningkatnya Gerakan Pemuda dan Mahasiswa yang tidak puas dengan Kebijakan Perekonomian Rezim, antara lain, meluasnya kemiskinan, inflasi, naiknya harga BBM; dan meningkatnya tekanan terhadap kemerdekaan berpendapat para aktivis. Saya pun terkena tuduhan melakukan makar dalam peristiwa Jerman serta tindakan Subversif… lalu diadili dengan ancaman hukuman mati…
Pada pertengahan Juni 1997, sebulan sesudah aku masuk penjara, terjadilah Krisis Moneter sebagai akibat dikurasnya Dollar untuk dibawa lari ke Luar Negeri (capital outflow) secara besar-besaran, terutana oleh para Cina Konglomerat di bawah pimpinan Liem Soei Liong, sehingga harga Dollar menjadi naik dari 2.250 menjadi 17.000+ Rupiah pada Januari 1998.
Soeharto masih memaksakan dirinya untuk ke tujuh kalinya menjadi Presiden RI pada 11 Maret, dan… berhasil! Tetapi, atas perintah Bill Clinton juga Soeharto dipaksa mundur pada 21 Mei 1998. AS mengaku mengeluarkan 26 juta USD untuk menjatuhkan Soeharto; entah berapa yang dikeluarkan oleh Keluarga LIPPO, kelompok Salim, CSIS dan kelompok-kelompok Cina lainnya…
Ketidakpercayaan kepada Rezim Soeharto sempat sementara pulih di Era Habibie, sehingga Dollar sempat turun… tapi hanya sampai 6.500 Rupiah. Sesudah rezim UUD 2002 mulai berkuasa, Dollar tidak bisa dikendalikan lagi sampai sekarang. Sesudah 25+ tahun Dollar menembus 17.000+… Krisis Moneter 1997/98 terulang kembali sekarang! Dollar siap menuju puncaknya di 20.000 Rupiah… Dan Rezim sekarang pun siap jatuh seperti Soeharto…
Selain ketidakpercayaan kepada Rezim yang merupakan faktor utama, juga karena tidak ada upaya dan ilmu yang cukup untuk mempertahankan nilai Rupiah agar stabil. Sejak 2004 sumbangan industri manufaktur yang berpotensi menghasilkan Dollar mulai menurun… dan 20 tahun kemudian habis. Tanah, Air dan Kekayaan Alam di dalamnya sebagai Bahan Mentah penghasil Industri nyaris habis digali… Sehingga, tidak pula sempat digunakan di dalam negeri untuk membangun Negara Industri pengekspor barang dan jasa Penghasil Dollar. Sendok-Garpu saja belum bisa bikin, juga motor, mobil, bus, truk, apalagi drone..! Sementara pemborosan Dollar untuk impor barang dan jasa terus berlangsung.
Rezim-rezim SBY dan Wiwik lebih suka membagi dana Negara untuk membangun industri Korupsi; Perjudian dan Narkoba; serta Poperti dan Infrastruktur bagi para Cina Pendatang… Dan menjadikan mereka sebagai Cina-cina Konglomerat dan Oligarki; daripada untuk membangun industri manufaktur penghasil Devisa bagi Rakyat, Bangsa dan Negara… Sedang Wowok, si Penyembah Berhala Wiwik, selain tidak waras, juga mendapati Kekayaan Negara sudah habis tanpa sisa… apalagi untuk membangun Industri berbasis Teknologi yang dimonopoli Asing. Likwiditas habis menjadi bancakan para perampok, pencuri penjahat dan pengkhianat Negara…
Ketika Dunia sedang menghadapi Perang Tarif yang dikobarkan Donald Trump dari AS, maka terlebih sulit bagi Indonesia, di bawah Rezim Wowok, menembus Sumber Devisa yang dibentengi oleh Teknologi Industri dan Tarif tinggi. Wowok akan segera menemui nasib seperti Soeharto. Reformasi jilid 2 siap menanti: Ganti Rezim- Ganti Sistim… Rezim Baru dengan Sistim UUD 1945!
Tentu nasib dan masadepan Rakyat, Bangsa dan Negara Indonesia tidak tergantung kepada Wowok dan Rezim-rezim Penjahat sebelumnya. Kita adalah Bangsa Besar yang bisa hidup apa adanya.. dan menjadi besar tanpa harus menghadapi Perang Tarif… dan Monopoli Teknologi Asing. Tidak ada Beras, bisa makan Jagung, Gaplèk, Tiwul dan lain-lain… Bahkan ketika AS belum merdeka pada awal Abad 13, Bangsa Nusantara sudah berjaya mengalahkan serbuan 30 ribu pasukan Kubilai Khan… dari Cina dan Mongol!
Jakarta, 7 April 2025
@SBP