Prabowo-Megawati Bertemu, SIAGA 98: Ini Bukan Oposisi atau Koalisi, Tapi Kerja Sama untuk Bangsa
JAKARTASATU.COM– Pasca ditetapkannya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI terpilih dalam Pemilu 2024, peta politik nasional mulai menunjukkan arah konsolidasi. Pertemuan antara Prabowo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pun menjadi sorotan publik dan memunculkan berbagai spekulasi, apakah PDI Perjuangan akan menjadi oposisi atau bergabung dalam koalisi pemerintahan.
Namun menurut SIAGA 98, pertemuan dua tokoh nasional itu menandai sesuatu yang lebih fundamental dari sekadar oposisi atau koalisi.
“Jika mencermati pernyataan Megawati secara konsisten, maka dapat disimpulkan bahwa PDI Perjuangan tidak akan mengambil jalur oposisi maupun formal masuk dalam koalisi. Megawati memahami bahwa sistem pemerintahan kita adalah presidensial, bukan parlementer. Maka pilihan yang paling relevan adalah kerja sama antar kekuatan nasional demi kepentingan bangsa,” kata Ketua SIAGA 98 Hasanuddin dalam keterangannya kepada Jakartasatu.com, Kamis (17/4/2025).
Menurut SIAGA 98, Megawati dan Prabowo memiliki sejarah panjang sebagai sahabat dan sesama tokoh bangsa. Pertemuan keduanya dinilai sebagai simbol konsolidasi nasional dan sinyal kuat bahwa politik Indonesia ke depan akan diarahkan pada semangat kebersamaan, bukan sekadar perebutan posisi kekuasaan.
“Kerja sama ini bukan sekadar formalitas politik, tapi pertemuan visi kebangsaan. Maka masuk atau tidaknya PDI Perjuangan ke kabinet bukan hal yang penting. Yang lebih penting adalah bagaimana dua kekuatan besar ini bergandeng tangan membangun Indonesia,” tambahnya.
Pernyataan ini diperkuat oleh Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang menyebut pertemuan Prabowo-Megawati sebagai bentuk “kebersamaan nasional”.
SIAGA 98 juga menilai kerja sama ini akan berjalan solid karena adanya tokoh-tokoh jembatan seperti Sufmi Dasco Ahmad, Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Menkopolkam Budi Gunawan. Ketiganya disebut memiliki peran strategis dalam menjembatani komunikasi dan operasionalisasi agenda-agenda besar kebangsaan yang bisa disepakati Prabowo dan Megawati.
“Ditengah ketidakpastian global, konsolidasi nasional adalah kebutuhan mutlak. Politik tidak bisa hanya dijalankan atas dasar oposisi dan koalisi, tapi pada prinsip gotong royong membangun negeri,” kata Hasanuddin.
Ia juga menegaskan bahwa akan ada banyak ruang kerja sama antara PDI Perjuangan dan pemerintahan Prabowo di DPR, terutama dalam hal pengawalan kebijakan strategis yang berdampak langsung kepada rakyat.
“Yang penting sekarang adalah tegaknya Merah Putih, bukan tegaknya ego politik,” pungkasnya. (Yoss)