PSU Pilkada Kab. Serang dan Bayang “Setan Gundul”

SABTU esok, 19 April 2025 adalah panggung final kompetisi demokrasi di Kabupaten Serang. Babak baru guliran suksesi kepemimpinan daerah berjuluk “Kota Santri” itu. Menjemput Bupati dan Wakil Bupati Serang 2025 – 2030.

Ajang final itu bernama Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang masih menjadi bagian Pilkada Serentak 2024 lalu. Sebelum ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Serang sudah mengumumkan hasil rekapitulasi suara pilkada setempat. Tertanggal 04 Desember 2024, paslon Ratu Zakiyah – Najib Hamas ditetapkan sebagai pemenang dengan raihan suara setara 66,36,%.

Hasil itu digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Putusan kemudian bersifat final dan mengikat, diperintahkan gelar PSU. Mengharuskan dua kandidat paslon kembali berkompetisi. Ratu Zakiyah – Najib Hamas lawan Andika Hazmury – Nanang Supriatna.

Sejatinya, Ratu Zakiah sudah mengikuti pelantikan gelombang gelombang pertama kepala daerah oleh Presiden Prabowo. Sebelum diketahui putusan MK tentang PSU.

Kalangan pemerhati, memprakirakan hasil akhir tak akan banyak berubah. Lantaran pertimbangan dan kalkulasi dari hasil raihan suara yang terpaut jauh. Jomplang!

Tak cukup berspekulasi bakal merubah skor. Terlebih secara radikal dengan kalkulasi hasil berbalik. Kecuali kekhawatiran adanya “setan gundul” yang berpotensi melabrak suara rakyat. Menuntut perhatian seksama aparat penyelenggara dan peran pengawasan pemilu setempat.

Seperti terpublikasikan, Zakiyah – Najib meraup 598.654 suara atau setara 66,36%. Sementara Andika – Nanang hanya 254.494 suara atau 28,22%. Selisih raihan suaranya mencapai 38,14%. Jauh dari prasyarat gugatan (yang lazim) minimal 2%.

Apa pun, PSU Pilkada Kabupaten Serang 2024 sudah dijadualkan. Dengan medan tempurnya sama dan perburuannya pun sama. Menyasar sekira 1,2 juta hak pilih dalam daftar pemilih tetap (DPT).

Dipastikan, paslon Andika – Nanang harus mengejar ketertinggalan yang berjarak cukup jauh. Minimal untuk  “mengembalikan” raihan  21,78% suara. Itu pun hanya sekadar hasil imbang 50% saja. Untuk membalikkan unggul, harus lebih dari itu. Di sinilah, potensi “kenakalan” sangat mungkin terjadi. Hal yang praktis menjadi sorotan tajam bagi timses Ratu Zakiyah – Najib Hamas. Keutamaan strategi membertahankan keunggulan.

PSU yang tampak sama, berlangsung di 2.355 TPS. Mencakup 326 kelurahan dalam 29 kecamatan, dengan daftar pemilih tetap (DPT) 1.227.094 orang. Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Serentak 2024 mencapai 73,6% atau melebihi target KPU setempat yang setara 70%.

Bila tingkat partisipasi warga tak berubah jauh, rasanya tak akan jauh pergeseran hasil perolehan suara paslon. Di atas kertas, paslon Zakiyah – Najib berpeluang lebar pertahankan keunggulan.***

– imam Wahyudi (iW)
jurnalis senior di bandung