Desakan Purnawirawan TNI Pengamat Intelijen dan Geo-Politik: Saatnya Prabowo Menjadi Matahari Tunggal
JAKARTASATU.COM– Presiden Prabowo Subianto disebut merespon secara positif pernyataan sikap Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang disampaikan dalam acara Silaturahmi Purnawirawan dengan Tokoh Masyarakat di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (17/4/2025). Respon tersebut disampaikan oleh Amir Hamzah, seorang pengamat intelijen dan geopolitik yang juga memiliki akses pada lingkar dalam Partai Gerindra.
Dalam acara yang dihadiri lebih dari 300 purnawirawan dari berbagai matra TNI itu, sejumlah nama besar tercantum sebagai penandatangan delapan poin pernyataan sikap. Termasuk di antaranya adalah Jenderal (Purn) Tri Soetrisno dan Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto.
“Saya dapat info dari salah satu orang terdekat Prabowo, yang juga elite Gerindra, bahwa Prabowo menyambut positif forum tersebut. Bahkan, Prabowo dikabarkan akan membentuk tim khusus dari kalangan purnawirawan untuk menjembatani komunikasi lebih lanjut,” kata Amir kepada media di Jakarta, Ahad (20/4/2025).
Menurut Amir, rencana pembentukan tim ini merupakan langkah strategis Prabowo dalam merespons situasi politik pasca transisi kekuasaan yang masih menyisakan dinamika besar, terutama dengan masih kuatnya pengaruh Presiden sebelumnya, Joko Widodo.
“Prabowo menunjukkan kelasnya. Dia tidak menanggapi secara defensif, tapi justru membuka ruang komunikasi dan menjadikan para senior militer sebagai mitra strategis. Saya melihat ini adalah sinyal bahwa Prabowo akan mulai mengambil alih penuh kendali kekuasaan,” ungkapnya.
Pernyataan Sikap Purnawirawan: Seruan Serius untuk Perubahan Arah
Delapan poin yang dirilis Forum Purnawirawan TNI memang sarat pesan politis yang kuat. Mulai dari ajakan kembali ke UUD 1945 asli, penolakan terhadap IKN, penghentian proyek-proyek strategis nasional yang dianggap merugikan rakyat, hingga permintaan reshuffle menteri dan pergantian Wakil Presiden.
“Saya kira ini bukan sekadar suara nostalgia atau kritik biasa. Ini adalah tekanan moral dan politik dari tokoh-tokoh yang dulu mengabdi untuk republik tanpa pamrih. Dan saya melihat Prabowo memahami pentingnya mendengar suara mereka,” jelas Amir.
Ia menekankan bahwa apa yang disampaikan para purnawirawan bukan sekadar reaksi emosional, tetapi refleksi dari keresahan mendalam atas arah negara saat ini.
Matahari Kembar: Tantangan Terbesar Pemerintahan Prabowo
Amir secara khusus menyoroti apa yang ia sebut sebagai fenomena Matahari Kembar dalam pemerintahan. Ia menyebut bahwa dominasi pengaruh mantan Presiden Jokowi belum sepenuhnya hilang, bahkan mengakar kuat di tubuh birokrasi dan aparat negara.
“Kapolri, Jaksa Agung, Panglima TNI—mereka semua masih produk dari era Jokowi. Ini menjadikan posisi Prabowo dilematis. Ia Presiden, tapi kekuatan kendali tak sepenuhnya di tangannya,” ujar Amir.
Ia mengungkapkan bahwa adanya menteri yang secara terbuka menyebut Jokowi sebagai ‘bos’, serta pertemuan peserta didik Sespimmen Polri dengan Jokowi, adalah sinyal bahwa kekuasaan eksekutif tengah diperebutkan secara diam-diam.
“Ini tidak sehat untuk demokrasi. Kita tidak bisa membiarkan ada dualisme kekuasaan. Jika Prabowo tidak segera melakukan penataan ulang terhadap perangkat kekuasaannya, maka masa depan pemerintahannya akan penuh turbulensi,” tegas Amir.
Amir menilai, Forum Purnawirawan dapat menjadi kekuatan positif bila Prabowo mampu memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat posisinya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi negara.
“Selama Prabowo mengedepankan kepentingan rakyat, hukum, dan konstitusi, maka dukungan purnawirawan bisa menjadi tameng sekaligus motor untuk melakukan koreksi besar terhadap sisa-sisa oligarki lama yang masih bercokol,” tuturnya.
Namun, Amir juga mengingatkan bahwa Prabowo berada di medan yang penuh jebakan. Setiap langkah reshuffle atau perombakan akan menghadapi resistensi dari kekuatan lama yang masih punya akar di istana dan parlemen.
“Tapi saya percaya Prabowo mampu. Dia punya pengalaman, jaringan, dan naluri politik untuk membawa Indonesia kembali ke rel yang benar,” pungkasnya. (Yoss)