Detik-detik Menegangkan Di Solo
RABU pagi (16/4/2925) sejumlah organisasi sukarelawan pendukung Jokowi turun gunung, tumpah ruah, mengamankan lokasi rumah Jokowi, dengan atribut kaos hitam bertuliskan, “Taat Instruksi” bergambar posterik Jokowi. Organisasi sukarelawan Alap-Alap Jokowi (AAJ), mendominasi jalan raya Letjen Suprapto, terutama dekat simpang jalan Sate Kambing Pak Dahlan, Graha Sabha, dan jalan masuk kediaman. Radius 40 meter terlihat Solidaritas Merah Putih (Solmet) pimpinan Sylvester.
Tersiar kabar, “Solo mbledhos, Indonesia mbledhos”. Ketegangan drama “Gerudug” Rumah Jokowi itu justru berakhir ketika puluhan orang dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) benar-benar datang, di kediaman Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (16/4/2025) menjelang pukul 10.00 WIB. Mereka kemudian berkumpul dan berkerumun di depan gang masuk ke rumah Jokowi.
Upaya mereka untuk bertemu dengan Jokowi dan meminta ditunjukkan ijazah asli mantan Presiden tersebut terhalang oleh massa Alap-Alap Jokowi, empat lapis dan warga yang sudah lebih dulu berkumpul dan berkerumun di depan gapura masuk.
Setibanya di depan gerbang, sebagian dari mereka akhirnya diarahkan ke ruang transit, di mana tiga perwakilan TPUA kemudian diizinkan untuk bertemu langsung dengan Jokowi. Tiga orang perwakilan dari TPUA, yaitu Damai Hari Lubis, Rizal Fadhilah dan Kurnia Tri Royani, masuk ke kediaman Jokowi pukul 10.12 WIB dan keluar sekitar pukul 10.30 WIB. Pertemuan berlangsung tertutup.
Di depan rumah, puluhan awak media melakukan doorstopping. Meski bertemu langsung, pihak TPUA mengaku tidak melihat ijazah kelulusan Jokowi dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Dari pertemuan itu, Rizal menyebut jika Jokowi meminta agar polemik ini dikembalikan ke proses hukum.
“Tidak, Pak Jokowi tidak memperlihatkan. Nampaknya beliau tidak berkenan untuk menunjukkan ijazah itu begitu ya, dan mengembalikan kepada proses hukum bahwa kalau diperintahkan pengadilan maka akan ditunjukkan kan begitu,” terang Wakil Ketua TPUA, Rizal Fadhilah.
Meski kesempatan doorstopping hanya beberapa menit, tapi kerumunan massa tak terhindarkan. Warga yang mau ketemu pak Jokowi mulai gerah dan ada yang berteriak-teriak, histeris.
Rupanya teriakan ibu-ibu yang “Brawokan” itu hanya drama. Sebab ketika kerumunan wawancara itu diarahkan keluar oleh aparat, di depan perwakilan TPUA dan awak media, berdiri seorang laki-laki, dengan baju putih terbuka, dan kaos putih mirip logo produk mie instan, bertuliskan, “Jokowi, my president” terus ikut berjalan, sambil berorasi, dan berteriak. Mirip “cucuk lampah” politik.
Drama ketegangan berakhir, ketika Kapolresta Solo Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo yang memimpin langsung pengamanan rumah Jokowi, menghimbau massa untuk membubarkan diri. ***
AMAR
(Koresponden Jakartasatu.com Jogja dan Jateng)