Geledah Rumah La Nyalla, Muslim Arbi: KPK sedang Mainkan Jurus Apa? 

JAKARTASATU.COM– Direktur Gerakan perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu Muslim Arbi mengatakan tidak ada hujan tidak ada angin. Tiba-tiba KPK menggeledah rumah La Nyalla Mattalitti di Surabaya. Penggeledahan ini mengagetkan banyak orang. Termasuk dirinya. Hal tersebut disampaikan dalam keterangannya pada Ahad, 20/4/2025.

“Konon katanya KPK sedang mencari bukti kasus yang diusutnya terkait dengan Kusnadi. Mantan ketua DPRD dkk yang di jadikan tersangka oleh KPK,” kata Muslim Arbi.

Namun tim kuasa hukum Kusnadi sudah membantah. Apa hubungannya Kusnadi yang adalah ketua DPRD Jatim 2019-2024 dengan La Nyalla Mattalitti yang ketua DPD RI 2019-2024.  Tak ada kaitan.

“La Nyalla pun dituding terkait dengan Koni Jawa Timur. Padahal La Nyalla bukan ketua Koni. Dan urusan Koni Jatim sudah clear,” ujar Muslim Arbi.

“Tetapi tetap saja. La Nyalla dibidik? Ada apa?,” imbuhnya.

Dikatakan Muslim Arbi beberapa waktu lalu, publik tahu. Ada kasus di DPD RI yang di pimpin oleh Sultan Najamuddin. Masyarakatnya melaporkan soal Pemilihan Paket Pimpinan KPK yang diduga mengandung unsur suap dan money politik. Demikian juga perpanjangan massa reses DPD yang aneh. Karena di tengarai perpanjangan masa reses DPD RI itu di duga mengandung unsur korupsi APBN.

“Kedua Kasus itupun telah dilaporkan ke KPK. Tetapi hingga saat ini nasib pelaporan dua kasus itu tak jelas. Padahal bukti-bukti yang diserahkan oleh pelapornya jelas dan terang benderang,” terang Muslim.

“Tidak jelas alasan KPK hingga saat ini belum juga mengumumkan tersangka,” tambahnya.

Maka Publik bertanya, lanjut Muslim ada apa dengan KPK? Kasus pelaporan Korupsi dan suap yang diduga terjadi di DPD RI saat berlangsung paket Pemilihan Pimpinan DPD RI 20 Oktober 2024 lalu dan reses tambahan yang di lakukan DPD RI pimpinan Sultan Najamuddin tidak disentuh KPK. Malah KPK geledah rumah La Nyalla. Ketua DPD RI ke 5 dan anggota DPD RI Jawa Timur saat ini.

“Ini aneh bin ajaib. Tindakan KPK ini seprti “Jaka Sembung Bawa Golok” Hehehe,” Muslim merasa heran.

Muslim menegaskan jangan sampai kasus penggeledahan rumah La Nyalla di Surabaya itu dianggap publik sebagai kasus pesanan. Karena dasar dan alasan penggeledahan itu sumir. Dan tidak jelas.

“Ketidak jelas alasan dan dasar penggeledahan rumah La Nyalla ini. Juga disorot tajam oleh beberapa tokoh dan Advokat. Harjuno Wiwoho, Ahli Hukum Pidana UI Dr Chudry Sitompul dan Para Advokat yang bela Kasus Kusnadi. Tetapi KPK tidak begeming,” ungkap Muslim.

Menurut Muslim, ditengah sorotan tajam publik atas KPK yang Illegal saat ini. KPK mudah dikendalikan. Termasuk terima order lawan politik untuk menghabisi lawannya dan KPK dijadikan alat untuk itu?

“Jika KPK tidak dapat menjelaskan ke Publik soal Penggeledahan rumah La Nyalla Mattalitti di Surabaya itu. Publik memastikan penggeledahan ini pesanan atau order pihak-pihak tertentu,” tandas Muslim.

Dikemukakan Muslim, penggeledahan rumah La Nyalla Mattalitti ini dianggap sebagai pembunuhan karakter. Apalagi saat memimpin DPDRI La Nyalla berhasil membawa isu Kembali ke UUD 1945 agar diberlakukan kembali di mana isu Kembali Ke UUD1945 Asli  sebagai Solusi agar kerusakan Bangsa dan Bernegara hari ini dapat menemukan jalan keluar.  (Yoss).