Said Didu Ketakutan! Secara De facto Ternyata Jokowi Masih Presiden Bukan Prabowo

JAKARTASATU.COM Mantan sekertaris BUMN Mohammad Said Didu mengatakan apa yang pernah ia tulis harapan pada tanggal 20 April Indonesia akan memiliki presiden baru di bulan ke 7 pemerintahan Pranbowo. Tapi yang terjadi bukan adanya Presiden baru melainkan Jokowi 3 Periode. Didu mengaku harapan itu timbul dari  pidato-pidato serta tulisan-tulisan Presiden Prabowo. Hal itu disampaikan di Hersubeno Point 21/4/2025

“Tapi hipotesa saya yang terjadi adalah bukan Presiden baru tetapi Jokowi 3 periode. Sebenarnya bukan prediksi tetapi harapan. Harapan itu dari pidato-pidato dan tulisan-tulisan Prabowo” kata Said Didu.

Dalam pengamatannya, Jokowi 3 periode mulai dari pertemuan para menteri saat kunjungan lebaran ke rumah Jokowi di Solo.

“Ternyata yang terjadi adalah Jokowi 3 periode. Kesimpulan itu kalau dilihat setelah bulan suci ramadhan lalu Lebaran  Prabowo seakan-akan tenggelam hilang. Lalu yang terjadi Jokowi muncul dengan berbagai manuver-manuvernya unjuk kekuatan dan unjuk gigi,” ungkap Didu.

Pengamatan Didu dari kronologis datangnya pejabat-pejabat Kabinet Merah Putih ke rumah Jokowi di Solo sebagaimana yang telah saya ceritakan Trio Menteri, yakni:
1. Trio MenteribPenggerak massa
2. Trio Menteri Pengatir Logistik
3. Gubernur penggalang Pemda bersama Kapolda dan Pangdam
4.Preman pengancam rakyat
5. Polisi untuk pamer kekuasaan bahwa Parcok adalah Solo

“Trio Menteri datang memberi pernyataan ke media seakan-akan menununjukkan kekuatan Jokowi. Setelah itu datang Trio Menteri Pendukung Logistik selama ini.
Trio penggerak massa yaitu Budi Arie, Pratikno dan Luhut Binsar yang paham betul bagaimana menggerakkan massa,” tutur Didu.

“Nah yang logistik mantan ketua Tim Sukses yaitu Trenggono, terus Bahlil. Kemudian datang menteri-menteri yang di luar dugaan saya, Menteri Kesehatan Budi Sadikin yang jauh dari politis menyatakan Jokowi adalah boss-nya,” tambahnya.

“Bapak Presiden… Bapak Presiden…. Kata dia,” ucap Didu menirukan ucapan Menteri Kesehatan Budi Gunadi ketika menyapa Jokowi.

“Bapak Presiden dan boss lah,” imbuh Didu.

Artinya kata Didu betapa wibawa Prabowo di depan menteri-menterinya Prabowo itu lebih rendah dari pada wibawa Jokowi.

Didu mengatakan sikap politis Budi Sadikin yang jauh di bawah menteri-mentri yang memiliki politis tingkat tinggi, sedemikian menunjukkan sikap loyalnya terhadap Jokowi apalagi yang politisnya tingkat tinggi kadar loyalitas kepada Jokowi lebih tinggi lagi dari pada kepada Prabowo.

“Artinya setelah kabinet ini selama 6 bulan betul-betul Prabowo kehilangan wibawa di depan menteri-menterinya,” kata Didu.

Didu mengatakan Gubernur Jawa Timur Khofiffah Indar Parawangsa politisi ulung yang paham dinamika politik sehingga ia tahu siapa yang berkuasa maka menemui Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mantunya Jokowi. Khofiffah mendapat pengarahan Bobby untuk itu ia menjinjing (membawa) Pangdam dan Kapolda menemui Jokowi di Solo. Pangdam dan Kapolda 1 tingkat di bawah Panglima TNI dan Kapolri.

“Yang menarik coba bayangkan Gubernur Jawa Timur Khofiffah Indar Parawangsa menghadap Gubernur Sumatera Utara.  Terbang ke Sumatera Utara menghadap Bobby Nasution mantu mantan Presiden,” kata Didu.

Didu menegaskan, bayangkan wibawa Prabowo, gubernurnya menghadap Gubernur lain sebelum menghadap Jokowi. Khofiffah ini politisi ulung, dia tahu dinamika siapa yang berkuasa dia datangi. Yang berkuasa sekarang bukan Prabowo.

Pangdam dan Kapolda 1 tingkat di bawah Panglima TNI dan Kapolri.

Didu memperkirakan dua kemungkinan yakni Panglima TNI mengetahui bahwa Pangdam akan menghadap mantan Presiden Jokowi, Kapolri tahu bahwa kapolda akan menghadap mantan Presiden Jokowi. Kalau dia tahu artinya menyetujui.

“Yang menarik adalah bintang 2 sudah bisa menghadap ke jalur lain tanpa menghadap ke Presiden. Ada kemungkinan kalau dia tidak mengetahui artinya di dalam polisi dan di dalam tentara sudah terjadi pecah. Artinya Pangdam dan kapolri ada cantolannya ke atas. Iya dong. Ikut aja Khofiffah pasti aman,” jelas Didu.

Didu menilain, 5 unsur yang seharusnya dimiliki Presiden Prabowo untuk menjaga wibawanya sebagai Presiden sudah luntur:
1. Menteri-mentri Prabowo lebih loyal ke Jokowi
2. Tentara dan polisi kalaupun tidak lebih loyal ke Jokowi bisa jadi sudah terjadi perpecahan di dalam.
3. Logistik juga lebih menghadap ke Jokowi
4. Partai-partai politik lebih loyal ke Jokowi
5. Pemimpin preman yang kita kenal selama ini dekat dengan Prabowo malah lebih memilih menghadap ke Jokowi dateng ke Solo daripada sebelumnya menghadap Prabowo.

“Pimpinan buzzer sudah datang ke Solo menghadap Jokowi dan terakhir adalah Sespimmen Polri, lembaga resmi Polri menghadap ke Jokowi tanpa menghadap dulu ke Prabowo,” terangnya.

“Menurut saya de facto sekarang Presidennya adalah Jokowi dan de jure Presidennya adalah Prabowo,” Didu menandaskan.

Said Didu mengungkapan ketakutan dan prihatin kehilangan Presiden yang diharapkan dapat memperbaiki kerusakan bangsa Ini.

“Saya ketakutan kehilangan dan prihatin kehilangan Presiden yang saya harapkan bisa memperbaiki negeri ini. Saya betul-betul ketakutan Prabowo hanya menjadi Presiden de jure dan de factonya adalah Jokowi. Kenapa saya bersuara keras karena saya mengharapkan Prabowo Presiden de facto, karena betul-betul semakin hari semakin terpuruk. Auranya betul-betul sudah diambil alih oleh Jokowi.

“Dan menariknya orang-orang sekitar Prabowo seakan-akan menyampaikan kepada publik bahwa bagi Prabowo tidak ada masalah, termasuk dikatakan Muzani,” Didu keheranan.

Didu meyakini Jokowi mendapatkan bocoran informasi pertemuan Prabowo dengan Megawati tak semulus yang dibayangkan sehingga Jokowi semakin semangat menunjukan auranya bahwa dia yang lebih tinggi berwibawanya meskipun Prabowo telah bertemu dengan Megawati.

“Kenapa saya katakan bocoran karena yang mendampingi pertemuan Prabowo dengan Megawati adalah Budi Gunawan orang dekatnya Jokowi. Artinya pembicaraan Prabowo dengan Megawati sampai ke Jokowi. Lalu kemudian Jokowi sampaikan ke para loyalisnya bahwa mereka (Prabowo – Megawati) sudah bergabungpun tidak akan bisa,” ungkap Didu. (Yoss)