Hizbullah Indonesia:
REZIM DRAKULA PASTI GAGAL (5): Ketika Para Jenderal Senior TNI Bicara, Wowok Bisa Tenggelam Di Tangan Rakyat… (2)
Sri-Bintang Pamungkas
Apa yang disampaikan oleh para Prajurìt Purnawirawan TNI seminggu lalu dalam bentuk 8 (delapan) Butir Pernyataan Sikap itu tentu bukan sekedar Omong Kosong. Pernyataan Sikap itu bermakna Saran, Tuntutan dan sekaligus Peringatan… Sebuah Peringatan Nasional, yang kalau tidak mendapat perhatian serius, atau bahkan diabaikan, akan bisa berakibat malapetaka hebat bagi Rakyat, Bangsa dan Negara. Peringatan itu tentu tidak dibuat serta-merta dan sembarangan, melainkan dirancang berbulan-bulan sebelumnya, bahkan sebelum Wowok dilantik… Dan dibuat oleh para Jenderal Senior TNI dengan pendidikan dan pengalaman mereka, khususnya di bidang kemiliteran, yang luar biasa…
Tentu saja orang macam SBY yang juga Jenderal TNI, tahu dari sejak awal tentang sejarah munculnya pernyataan sikap para Prajurit Purnawirawan itu. Karenanya, pernyataannya yang menolak adanya “Matahari Kembar” belum lama ini sebenarnya identik dengan pernyataan sikap para Senior, Teman Seangkatan dan Yunior nya dalam Forum Prajurit Purnawirawan TNI tersebut. Tentulah yang dimaksud dengan “Matahari Kembar” tersebut adalah adanya Dualisme dalam Kepemimpinan Negara, yaitu Wowok di satu pihak, yang “terpilih” sebagai Prsiden RI pada Oktober 2024 lalu; dan Wiwik di lain pihak, yang masih mempunyai sisa-sisa kekuasaan, dukungan dan pendukung yang kuat untuk melanjutkan jabatan Presiden RI dalam periode ke tiga.
Tentunya SBY hanya menduga-duga, atau bahkan tahu persis, tentang adanya “kesepakatan rahasia” Wowok dan Wiwik tentang “kebersamaan” mereka dalam memimpin Republik Indonesia dalam periode 2024 sampai 2029 itu… Hanya saja SBY sengaja tidak mau mengungkapkannya terang-terangan, sebab ada keterlibatan SBY sendiri sebagai pelaksana UUD Amandemen. Penggantian UUD 1945 itulah sejatinya pangkal Persoalan Kekacauan dan Kerusakan di Republik selama 20 tahun terakhir ìni, sebagaimana disebutkan dalam Butir 1 dari Tuntutan para Prajurit Purnawirawan TNI.
Prabowo mendengar Pernyataan Sikap, Tuntutan dan Peringatan oleh lebih dari 300-an Prajurit Purnawirawan TNI tersebut. Wowok mengaku mendengar dan menghormati 8 Butir Tuntutan þersebut. Perihal itu disampaikan oleh Jenderal Wiranto yang mengaku sebagai Penasihat Prabowo dalam bidang Politik dan Keamanan yang diminta untuk menyampaikan Pesannya di muka para wartawan. Wiranto adalah Mantan Panglima TNI/Menhan yang melaporkan Wowok kepada Presiden Habibie dan Dewan Kehormatan Militer TNI tentang Pelanggaran Kemiliteran yang dilakukan Wowok pada 1997/98… yang berakibat dipecatnya Wowok dari TNI…
Ada 3 (tiga) Pesan Wowok yang disampaikan Wiranto: Pertama, bahwa Wowok memperhatikan dan mau mempelajari Tuntutan atau Saran dari para PP-TNI tersebut, yang pada hakekatnya tidak mudah; ke Dua, bahwa kedudukan Prabowo sebagai Presiden pemegang Kekuasaan Eksekutif itu terbatas, karena ada Kekuasaan Legislatif dan Yudikatif; dan ke Tiga, bahwa Saran atau Tuntutan itu datang dari satu sumber, di mana Wowok harus memperhatikan pula Sumber-sumber lain… Pesan berikutnya adalah agar masyarakat tidak terlibat dalam pro dan kontra terhadap Tuntutan para Prajurit Purnawirawan TNI tersebut.
Pesan terakhir itu kiranya jawaban yang bodoh, tidak rasional atau absurd, karena polemik pro dan kontra itu sudah berlangsung sejak lama. Bahkan melihat Butir 1 tentang Kembali Berlakunya UUD 1945 sudah lama dituntut sejak 20 tahun lebih yang silam; bahkan Wowok sendiri menjawab dengan mengatakan “Pancasila dan UUD 1945 itu ada di dalam AD/ART Partai Gerindra. Juga untuk Butir 8 tentang penolakan terhadap Gibran sebagai Cawapres itu sudah muncul sejak kontroversi Putusan Mahkamah Konstitusi sebelum Pilpres 2024; tetapi dijawab oleh Wowok bahwa Gibran adalah pilihannya sendiri.
Demikian pula, dengan Butir-butir lain, seperti Butir 3 tentang Penghentian Proyek Oligarki Konglomerat PIK&PIK; Butir 4 tentang Pengusiran Orang-orang Cina Asing; Butir 5 tentang Pelaksanaan Pasal 33; Butir 6 tentang reshuffle Kabinet Mumi Hidup; dan Butir 7 tentang Pelurusan Tugas, Fungsi dan Wewenang Polri; yang kesemuanya sebenarnya tidak sulit untuk dilaksanakan Wowok sendiri dalam kapasitasnya sebagai Presiden…
Karena itu, Pesan-pesan Wowok yang disampaikan Wiranto itu adalah sekedar Olok-olok yang dimaksud untuk Mengulur-ulur Waktu, atau bahkan Menolak Secara Halus. Semakin lama Wowok tidak memberikan respon positip, semakin lama pula Negara ini berada di dalam Kesulitan Besar yang menuju ke Jurang Kehancuran.
Kehancuran itu menjadi riil sebagai akibat dari semakin besarnya Perlawanan Rakyat terhadap Wowok yang semakin kehilangan Legitimasi atau Kepercayaan Rakyat… Tidak hanya Rakyat di dalam Negeri, tapi juga dari Dunia Internasional. Nilai Rupiah akan terus terjerembab dan Dana Asing akan terus mengalir deras keluar akibat Impor dan Divestasi, sementara Dana masuk terkendala oleh Tarif Donald Trump. Demikian pula Utang Luar Negeri semakin sulit didapat, sementara APBN mengalami defisit ratusan trilyun Rupiah akibat Bangkrutnya banyak Korporasi dan keringnya likwiditas keuangan…
Selanjutnya Program Nawa Cita yang menjadi mimpi-mimpi Wowok akan berantakan dan tidak akan terwujud, semata-nata karena tingkat kepercayaan kepada Rezim habis. Wowok tidak sadar, bahwa 8 Butir Tuntutan PP-TNI itu dalam Ilmu Pengetahuan pada Umumnya disebut sebagai the Primary Conditions (Persyaratan Utama; the first initial conditions) yang bersifat necessary and enough (penting dan cukup). Satu Butir saja dari 8 (delapan) Butir sebagai Syarat Utama itu tidak terpenuhi, maka Nawa Cita Wowok itu tinggal kenangan dalam mimpi.
Memang masih saja ada kelompok yang berharap datangnya keajaiban, di mana Wowok “menyingkirkan” Wiwik sebagai “Matahari Kembarannya”. Tetapi itu illusive; sebab, sejatinya tidak ada Matahari Kembar… Wowok dan Wiwik itu Satu: Sejoli, Sehati, Sejiwa, Sehidup-Semati… Hanya Daulat Rakyat bersama para Prajurit Purnawirawan TNI yang akan mengakhirinya… (bersambung)
Jakarta, 26 April 2025
@SBP