Beathor: Danjen Kopassus Harus Kurung Prajuritnya 21 Hari di Sel Double Door yang Berfoto dengan Hercules

JAKARTASATU.COM– Politikus senior PDI Perjuangan, Beathor Suryadi, angkat bicara keras soal beredarnya foto prajurit Kopassus berpose bersama sosok kontroversial Hercules Rosario Marshal. Menurut Beathor, kejadian tersebut mencoreng citra Kopassus sebagai pasukan elit berstandar dunia, yang dikenal dengan keteguhan disiplin dan kehormatannya.

“Ini sangat tidak pantas. Kopassus itu pasukan elit, dunia mengakui. Kok sekarang malah ada prajuritnya foto bersama Hercules, preman gorong-gorong tanah Abang. Ini penghinaan terhadap tradisi kehormatan prajurit merah baret!” tegas Beathor kepada media, Ahad (27/4/2025).

Beathor, yang dikenal dekat dengan almarhum Taufik Kiemas dan memiliki rekam jejak lama dalam advokasi nasionalisme, menilai bahwa tindakan prajurit tersebut tidak sekadar kelalaian biasa. Menurutnya, ini pelanggaran berat terhadap kode etik militer, khususnya di satuan sekelas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang sangat menjunjung tinggi marwah dan nilai-nilai kesatria.

Karena itu, Beathor mendesak Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus untuk bertindak tegas dan konkret.

“Danjen jangan hanya omong, harus ada tindakan nyata! Prajurit yang terlibat dalam foto itu harus dihukum disiplin berat: kurung selama 21 hari di sel double door, seperti prosedur internal untuk pelanggaran berat,” lanjut Beathor.

Bagi Beathor, Kopassus bukan sekadar satuan elit militer biasa. Kopassus adalah simbol nasionalisme, loyalitas tanpa batas pada NKRI, dan dedikasi penuh kepada kehormatan prajurit. Ia mengingatkan bahwa sejarah Kopassus dibangun dengan darah, keringat, dan pengorbanan panjang dari generasi ke generasi, bukan dengan pencitraan murahan atau kompromi terhadap nilai-nilai ketegasan.

“Pasukan elit itu bukan pasukan foto-foto. Mereka dibentuk untuk bertempur, menjaga republik. Kalau mentalnya sudah melempem foto-foto dengan preman jalanan, lalu apa bedanya dengan organisasi biasa?” sindir Beathor.

Lebih jauh, Beathor mengingatkan pentingnya pendidikan karakter dan penegakan disiplin internal di tubuh TNI, khususnya satuan-satuan khusus seperti Kopassus. Ia mengutip prinsip lama dalam militer: “Kedisiplinan prajurit adalah pondasi kekuatan pasukan.”

“Kopassus tidak boleh kehilangan karakter keras dan ketegasannya. Kalau ada yang melanggar, hukum! Jangan sampai prajurit melihat bahwa pelanggaran hanya diberi teguran. Kalau perlu publik tahu bahwa Kopassus tetap keras terhadap internalnya,” ujar Beathor.

Sebagai informasi, belakangan beredar luas di media sosial sebuah foto yang menunjukkan beberapa prajurit mengenakan seragam loreng berpose bersama Hercules Rosario Marshal, tokoh yang dikenal luas di dunia premanisme Ibu Kota sejak dekade 1990-an. Meski Hercules pernah memiliki hubungan khusus dengan militer di masa lalu, namun sepak terjangnya di kemudian hari membuat banyak pihak mempertanyakan relevansi keterkaitan apa pun dengannya di era sekarang.

Banyak kalangan, termasuk pensiunan jenderal, menilai kehadiran Hercules dalam konteks militer saat ini tidak relevan, bahkan berpotensi merusak citra institusi TNI.

Di akhir pernyataannya, Beathor mengingatkan bahwa semua prajurit, apalagi yang tergabung dalam pasukan elit, harus menjadi teladan dalam setiap aspek kehidupan, bukan hanya di medan tempur.

“Kalau rakyat lihat Kopassus bercengkerama dengan preman, maka rakyat kehilangan role model. Ini bukan soal Hercules saja, ini soal keteladanan moral dan disiplin prajurit yang harus dijaga mati-matian,” pungkas Beathor. (Yoss)