Foto: Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Prof Amien Rais/tangkapan layar

JAKARTASATU.COM-Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Prof Amien Rais mengaku heran dengan respons Prabowo Subianto sebagai Presiden RI kala merespons tututan purnawirawan TNI soal pencopotan Gibran sebagai wakil presiden.

“saya sedikit heran, Presiden adalah kepala negara, kepala pemerintahan, panglima tertinggi dan lain-lain tetapi merasa tidak punya cukup otoritas untuk menyauti pernyataan forum para purnawirawan itu,” heran Amien Rais lewat akun YouTube-nya, kemarin.

Amien menduga, belum ditindaklanjutinya tuntutan purnawirawan TNI untuk mencopot Gibran karena masih adanya bayang-bayang Jokowi, eks presiden sekaligus orang tuanya.

“Daha mencoba memahami pernyataan Presiden Prabowo lewat pidato Wiranto itu, karena dalam pernyataan, Jokowi masih terus membayang-bayangi seluruh langkah politik Prabowo,” kata Amien.

Padahal kata Amien, para purnawirawan TNI itu adalah kolega Prabowo di Magelang dulu.

Amien menyimpulkan bahwa Jokowi terus saja menjadi konsultan utama Prabowo, mungkin konsultan satu-satunya yang terus didengar diperhatikan dan dijalankan oleh Prabowo. “Disdualisme kepemimpinan nasional zaman Prabowo makin kentara,” kata Amien.

Prabowo belum merespons langsung atas tuntutan purnawirawan TNI. Wiranto, penasihat khusus yang merespons alih-alih responsnya Prabowo.

Wiranto menyebut memahami delapan tuntutan purnawirawan TNI tetapi tidak bisa serta-merta menjawab langsung sejumlah tuntutan. Bagi Prabowo kata Wiranto, delapan tuntutan itu tidak mudah karena itu akan mempelajarinya lebih dahulu.

“Krena itu masalah-masalah yang tidak ringan masalah yang sangat fundamental. Juga dikatakan oleh Wiranto, Prabowo tidak bisa merespons permintaan forum purnawirawan karena itu di luar kekuasaannya sebagai presiden,” kata Amien mengutip Wiranto. (RIS)