SEBELAH MENTENG HUIS
Oleh Agung Marsudi
ADA kabar dari seorang sahabat di Indonesia Timur, kalau hari ini tanggal merah. Saya tidak tahu, karena sudah tak terbiasa menghitung hari, melihat bulan. Buta politik, gelap-terang Indonesia.
Katanya dari jauh, “Hari Buruh!”.
“Saya akan membentuk segera Dewan kesejahteraan buruh nasional. Yang akan terdiri dari semua tokoh tokoh pimpinan buruh seluruh Indonesia,” ujar Prabowo pada acara Hari Buruh di Lapangan Monas Jakarta, Kamis (1/5).
Prabowo mengatakan, tugas Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional adalah mempelajari keadaan buruh dan memberi nasihat kepada presiden. Misalnya, mana undang undang yang tidak melindungi buruh atau mana regulasi yang tidak benar.
Lalu saya baca dengan seksama dua alinea catatan Malika Dwi Ana:
Musuh HAM itu salah satunya “ideologi Pan-Ekonomi” yang menyempitkan manusia dalam arti ekonomi saja. Padahal HAM itu melekat, bukan pemberian negara dan Pemerintah. HAM di atas hukum dan etika apalagi politik. Para petinggi negeri tampaknya tak peduli soal ini. Terbukti dengan nekat disahkannya Omnibus Law yang membuat fitrah manusia layaknya budak. Buruh terasing dari pekerjaannya, MAKIN RAJIN BEKERJA MAKIN MISKIN.
Alih-alih mengembangkan kekuatan jiwa secara merdeka dalam kerjanya, ia terkuras secara fisik dan direndahkan secara batin. Aksi menolak Omnibus Law, adalah perlawanan atas semua itu. Selamat Hari Buruh.
Lalu saya buka pesan, ada undangan “Merajut Persaudaraan” bersama Bang Hariman, Kamis malam (1/5/2025) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sebelah Menteng Huis. Turut mengundang Bursah Zarnubi dan Syahganda Nainggolan.
Jika Senin (7/4/2025) lalu, ada pertemuan “Sayur Lodeh” antara Dasco, Rocky Gerung, Jumhur Hidayat, Syahganda Nainggolan, dan Ferry Juliantono.
Dan malam ini dalam suasana hari buruh, di sebelah Menteng Huis, bakal bertemu tiga tokoh, Hariman, Bursah, Syahganda, disingkat HBS. Ada apa dengan HBS?
Buruh kita, terlalu besar untuk dikecilkan, terlalu tinggi untuk direndahkan. Sayang habis pidato hari buruh itu tidak ada teriakan lagi, “Hidup Jokowi!”
Ngawi, 1 Mei 2025