Anies Baswedan Capres No Urut 1 Pilpres 2024
Anies Baswedan Capres No Urut 1 Pilpres 2024

JAKARTASATU.COMEks Menteri Pendidikan dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menanggapi berbagai pertanyaan publik terkait kemiskinan dan kebijakan yang pernah dijalankannya. Dalam unggahan di media sosial, Anies menekankan pentingnya pendekatan berbasis empati dan solusi sistemik untuk mengatasi masalah struktural kemiskinan.

Anies membuka pembahasan dengan mengapresiasi mereka yang pernah hidup dalam kesulitan ekonomi. “Untuk semua yang pernah mengalami kemiskinan, terima kasih telah bertahan. Jangan pernah merasa sendiri,” tulisnya di akun X-nya, Sabtu.

Ia menegaskan bahwa empati bukan berarti meromantisasi kemiskinan atau membenarkan kondisi tersebut. “Empati itu memahami alih-alih menghakimi. Yang terlihat sebagai ‘masalah’ sering kali adalah respons terhadap sistem yang bermasalah,” jelasnya.

Menanggapi pertanyaan tentang solusi, Anies mengingatkan sejumlah program yang dijalankan semasa kepemimpinannya di DKI Jakarta, dengan pendekatan berbasis akar masalah:

  1. Jaminan Kesehatan dan Sosial
    • Perluasan kepesertaan BPJS hingga seluruh warga Jakarta terlindungi.
    • Program Kartu Lansia Jakarta untuk memberikan kepastian di hari tua.
  2. Pemberdayaan Ekonomi
    • Pasar murah, Jakpreneur, dan subsidi pendidikan untuk memutus ketergantungan pada anak sebagai “investasi sosial”.
    • Transportasi umum gratis (JakLingko) untuk memudahkan mobilitas warga.
  3. Akses Hiburan dan Rekreasi
    • Pembangunan ratusan taman kota, JakWifi, dan revitalisasi ruang publik seperti Kota Tua.
    • Acara budaya gratis agar hiburan tidak menjadi “privilege” bagi kalangan tertentu.
  4. Edukasi dan Pencegahan
    • Sosialisasi keluarga berencana dan konseling keluarga oleh Dinas PPAPP dan Dinkes.
    • Edukasi hak reproduksi untuk mengurangi ketergantungan pada banyak anak.

“Kemiskinan itu struktural, maka solusinya harus sistemik. Di Jakarta, kami mulai dari empati, lalu membangun solusi nyata,” ujar Anies.

Anies juga mengingatkan bahwa solusi jangka panjang telah dirancang dalam visi-misi pasangan AMIN (Anies-Muhaimin) pada Pemilu 2024, mencakup ekonomi keluarga hingga keadilan antargenerasi. “Keadilan sosial adalah perjuangan panjang, tapi harus dimulai dari kebijakan yang tepat,” tegasnya.

Anies menutup dengan pesan agar masyarakat melihat kemiskinan bukan dengan cemooh, tapi dengan welas asih. “Welas asih bukan kelemahan, tapi kekuatan yang menuntut keadilan. Hidup bermartabat adalah hak semua orang, bukan hanya segelintir,” tandasnya.

Tanggapan publik beragam, dengan banyak warganet mengapresiasi penjelasan rinci Anies, sementara sebagian lain mempertanyakan efektivitas kebijakan masa lalu. Diskusi ini kembali mengingatkan pentingnya pendekatan holistik dalam mengatasi kemiskinan. (RIS)