Foto: Prof Amien Rais/tangkapan layar

JAKARTASATU.COM– Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais, menyampaikan kritik tajam terkait mutasi mendadak Letnan Jenderal TNI Kunto Arifibowo dari posisinya sebagai Pangkogabwilhan I ke Staf Khusus KSAD. Dalam pernyataannya, Amien menilai keputusan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto ini sarat dengan nuansa politisasi TNI.

Amien mengungkapkan keheranannya atas mutasi Kunto yang baru menjabat selama empat bulan sebagai Pangkogabwilhan I, wilayah strategis mencakup Sumatera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Kalteng. “Dari posisi penting, tiba-tiba direduksi jadi Staf Khusus KSAD yang dijabat Jenderal Maruli Simanjuntak, menantu Luhut Binsar Pandjaitan,” ujarnya di akun YouTube-nya.

Ia juga menyoroti waktu pelantikan Maruli sebagai KSAD pada 29 November 2023, 11 bulan sebelum Jokowi lengser. “Sementara Luhut kini memegang dua jabatan di kabinet Prabowo: Ketua Dewan Ekonomi Nasional dan Penasihat Khusus Presiden, sekaligus satu-satunya pejabat yang dilantik dua kali,” tambahnya.

Amien menegaskan bahwa TNI seharusnya netral dan tidak menjadi alat politik. “Kegiatan politiking dalam tubuh TNI terlihat jelas. Ini tidak elok karena TNI harus di atas semua golongan,” tegasnya.

Ia mengingatkan pesan Jenderal Sudirman bahwa prajurit TNI bukan “prajurit sewaan” dan harus berkorban untuk bangsa, bukan kepentingan kelompok tertentu.

Amien menyebut Jokowi sebagai “presiden yang tidak paham sejarah bangsa” dan hanya mementingkan diri sendiri serta keluarga. “Seluruh politiknya selama 10 tahun mengunggulkan kepentingan pribadi. Ia bahagia jika bisa menipu rakyat,” ucapnya.

Ia juga heran dengan sikap Presiden Prabowo yang dinilai terlalu lunak menghadapi manuver Jokowi. “Prabowo nampak gagap menghadapi langkah politik Jokowi yang berlawanan. Jika dibiarkan, kepercayaan publik pada Prabowo bisa tergerus,” ujarnya.

Amien mendesak Prabowo lebih tegas, termasuk dalam mengevaluasi kabinet. “Dua nama yang disebut aman dari reshuffle adalah Kapolri Listyo Sigit dan Panglima TNI Agus Subianto, padahal keduanya loyalis Jokowi,” sebutnya.

Amien mengingatkan bahwa waktu tidak bisa diputar ulang. “Prabowo sedang racing against time. Ia harus berani membersihkan menteri, polisi, dan TNI yang masih setia ke Jokowi,” tegasnya.

Ia menutup dengan pesan agar Prabowo tidak membiarkan Jokowi terus mengendalikan politik dari belakang. “Tujuannya cuma satu: Gibran harus jadi presiden 2029 dengan cara apa pun. Jokowi adalah Machiavellis tulen,” pungkasnya. (RIS)