JAKARTASATU.COM– Politisi Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak bela Presiden RI, Prabowo Subianto yang disebut menjadi bonekanya Jokowi, eks presiden. “Karena belakang banyak sekali yang terus memanas-manasi bahwa beliau menjadi Boneka Pak @jokowi dan saya pastikan itu tidak akan pernah terjadi,” tegas Dahnil lewat akun X-nya, Selasa (6/5/2025).
Berikut cuit lengkap Dahnil yang juga Wakil Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji:
“Pagi ini saya mau sedikit cerita tentang Karakteristik kepemimpinan Pak @prabowo yang saya kenal. Setelah 7 tahun menjadi Jubir beliau. Karena belakang banyak sekali yang terus memanas-manasi bahwa beliau menjadi Boneka Pak @jokowi dan saya pastikan itu tidak akan pernah terjadi.
Pak @prabowo memperhatikan kesejahteraan orang-orang yang bekerja dan membantu beliau. Diskusi dengan beliau tak jauh seputar tentang kesulitan hidup rakyat yang termiskin, maka beliau selalu menyampaikan di tengah “kemudahan” ekonomi kalian maka bekerjalah untuk rakyat yang paling sulit ekonominya.
Pak @prabowo tidak pernah mau mempermalukan atau memarahi dengan keras anak buahnya di depan publik. Bila harus marah beliau akan lakukan secara tertutup.
Pak @prabowo akan menjaga martabat tokoh senior yang beliau hormati pun demikian kehormatan anak-anak buahnya yang bekerja dengan loyal membanti beliau. Tidak mudah diprovokasi cerita jelek dari luar.
Ada satu cerita menarik tentang “menjaga” anak buah. Pasca pilpres 2019, Pak @prabowo akhirnya bergabung dan menjadi Menhan. Tiga anak muda sipil, Endy, Sabam, dan saya_Kedua teman saya tersebut saat ini anggota komisi 1 DPR RI_ diangkat beliau menjadi Stafsus Menhan, karena syarat menjadi Stafsus harus mendapat rekomendasi dari Istana melalui Mensesneg. Maka, diajukan nama kami bertiga.
Namun, hanya disetujui Istana melalui Mensesneg dua nama, yakni Endy dan Sabam, tidak ada nama saya.
Kami semua kaget. Mengapa yang diajukan oleh Pak @prabowo tiga nama, namun yang hanya disetujui adalah 2 nama. kesimpulan kami, mungkin karena residu Pilpres, saya saat itu adalah Koordinator Jubir Pak Prabowo.
Banyak merepresentasikan Pak Prabowo di ruang-ruang publik kompetisi Presiden di 2019 tersebut. Sehingga, masih ada yang tidak berkenan saya ada di dalam pemerintahan.
Akhirnya, saya menghadap Pak @prabowo saat itu. Dan menyampaikan, bila berkenan saya ditugaskan diluar agar tidak mengganggu kerja dan hubungan Bapak dengan Istana.
Pak @prabowo menjawab, “yang butuh kamu saya bukan yang lain, dan saya yakin penolakan bukan dari Pak Jokowi”. Saya sampai hari ini punya keyakinan serupa. Akhirnya, Pak @prabowo memerintahkan Sekjen Kemhan untuk membuat SK atas nama saya sebagai Asisten Khusus sekaligus Jubir Menhan, bukan staf khusus, asisten khusus bersama dengan Pak Syafri dan beberapa Jenderal lainnya saat itu.
Akhirnya. Saya pun tetap bertugas sebagai Jubir Menhan. Makanya, sejak saat itu, bagi saya loyalitas terhadap Pak Prabowo adl terpenting, karena sebagai pemimpin beliau juga loyal kepada anak buahnya.
Jadi, bila saat ini, ada yg berusaha terus mengadu domba Pak @prabowo dengan Pak Jokowi, Pak SBY atau Ibu Megawati, tidak akan sukses. Bahkan, kepada para Purnawirawan yang mendesak Mas Wapres supaya diturunkan saja Pak Prabowo mau dan bersedia berdialog dengan mereka, agar tidak ada permusuhan diantara semuanya.”
(RIS)