Pepohonan Bertasbih

By: Y. Baharudin
Jurnalis

Bagaimana Al Quran berbicara  fenomena alam yang sejalan dengan manusia bahkan dijadikan penelitian. Salah satunya tentang fenomena tumbuh-tumbuhan yang bertasbih kepada Allah SWT.

Ternyata bukan hanya manusia, hewan dan tumbuhan yang juga makhluk hidup bertasbih memuji kebesaran Allah SWT. Hanya saja, manusia tidak mengetahui secara lebih mendalam bagaimana hewan dan tumbuhan ini bertasbih. Tentunya tidak seperti manusia bertasbih.

Di dalam Alquran Surah Al Isra ayat 44, Allah SWT berfirman yang artinya:

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Sebagian ulama menafsirkan ayat-ayat tersebut hanya sebagai kiasan. Artinya, tumbuhan bertasbih dengan cara tunduk pada hukum alam (sunnatullah).

Surat Al-Isra ayat 44 tersebut, penjelasan yakni :

1. Pohon sebagai Makhluk yang Bertasbih:
Al-Qur’an menyatakan bahwa semua makhluk, termasuk pohon-pohon, bertasbih kepada Allah SWT. Tasbih ini merupakan bentuk pengakuan dan pemujaan terhadap kebesaran Allah.

2. Cara Bertasbih Pohon:
Pohon-pohon bertasbih dengan cara yang tidak bisa dipahami oleh manusia, seperti dengan tunduk pada hukum alam (sunnatullah) dan berperan dalam ekosistem.

Bagaiman dengan manusia yang bertasbih secara aktual dalam konteks tanaman bertasbih?, yakni diantaranya:

Pentingnya Menanam Pohon:

1. Menanam pohon dianggap sebagai tindakan yang baik karena pohon-pohon bertasbih, sehingga menanam pohon berarti memperbanyak dzikir dan tasbih kepada Allah.

2. Manfaat Pohon:
Kesadaran manusia sebagai wujud bertasbih, menyadari pohon memiliki banyak manfaat, termasuk sebagai sumber oksigen, penyejuk udara, dan tempat hidup bagi berbagai makhluk hidup.

3. Pentingnya Merawat Pohon:

Manusia menyadari pentingnya merawat pohon adalah kewajiban, karena pohon juga bertasbih dan memberikan manfaat bagi manusia. Merusak pohon tanpa alasan yang sah, seperti untuk pemukiman atau pertanian, adalah tindakan yang tidak baik.

Contoh dalam Hadis:
Rasulullah SAW pernah mengusap batang kurma yang merintih karena rindu beliau.
Hadis ini menunjukkan bahwa tumbuhan juga memiliki perasaan dan dapat berkomunikasi dengan cara mereka sendiri.

Setiap daun-daun dari pepohonan bertasbih kepada Allah setiap saat. Sementara Tasbih kita terbatas. Dengan menanam pepohonan, semoga bisa memperkuat jumlah tasbih kita dari daun-daunnya. Pohon sayur-sayuran, buah-buahan maupun pohon kayu. Itulah anjuran penghijauan berdasar tadabbur ayat tersebut.

Bumi Allah sangat luas. Memakmurkannya dengan tanaman-tanaman produktif akan menambah investasi akhirat kita.

Jika kita suatu hari di perjalanan atau di manapun lalu makan buah berbiji, semisal itu jeruk, salak, atau lainnya. Sempatkan berhenti, jangan buang sia-sia bijinya. Tanam di bumi yang memungkinkan. Siapa tahu akan tumbuh. Maka daun-daunnya kelak akan memperbanyak tasbih di permukaan bumi ini.

Bagaimana jika tanaman atau pohon yang sudah ditebang?

Jika pun sudah ditebang, maka kita hendaknya segera menggantinya dengan tanaman lain yang sepadan. Agar di kemudian hari setelah tumbuh, dapat mengganti pohon yang telah ditebang, untuk agar daun-daunnya bertasbih siang dan malam.

Jika tanah kita sudah punuh dengan pepohonan produktif. Maka bibit-bibit jariyah berikutnya atau jika masih ada bibit pepohonan, bisa kita alihkan ke tempat lain agar bermanfaat kelak. Dan menjadi amal bagi yang  berjariyah maupun kita yang andil memfasilitasinya.

Insya Allah. Itulah motivasi utama kita menanam semata-mata untuk ibadah. Tentu dengan perawatan sesuai ilmunya. Hasilnya Allah yang menumbuhknnya. Manfaatnya untuk menjadi simpanan resapan air dan menahan laju air, juga untuk berteduh dan manfaat buahnya yang bisa dijual. Itu keutamaan berikutnya.

Setiap buah atau daunnya yang dimakan burung, ulat, dll pun menjadi sedekah juga buat kita yang nanam dan merawatnya.

Betapa tinggi akhlak ulama dahulu di dalam menghormati ciptaan Allah berupa tumbuhan. Diceritakan dalam kitab (bustanu al-‘arifin) pula bahwa imam Abdullah dan imam Ahmad (selain shohibu mazhab) jalan-jalan berdua. Ternyata imam Ahmad ini memetik daun. Lalu imam Abdullah berkomentar, ‘Anda memetik daun, berarti anda sudah mengakibatkan; satu, mengurangi yang mendoakan bertasbih kepada Allah, dua, menjadi contoh orang lain akan merusak tanaman’. Ini sangat disayangkan, tidak dianjurkan oleh Rasulullah dan al-Quran. Ini merusak tanaman, tidak boleh. Justru harus kita rawat. Jadi, lingkungan kita ini harus kita rawat.

Bahkan Rasul menganjurkan kalau ada tanah kosong, tanami.
مَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَزْرَعْ
Siapa punya tanah, tanami.

Kalau tidak mau (menami), maka berikan manfaatnya  saja.

Kesimpulan:
Pohon-pohon menurut Islam memiliki peran penting sebagai makhluk yang bertasbih dan memberikan banyak manfaat.

Menanam dan merawat pohon adalah tindakan yang dianjurkan karena dapat memperbanyak tasbih dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.