Pasca Anulir Jend Kunto Arief, Hendrajit: Organ Cangkang Kaukus Jokowi Terkuak

JAKARTASATU.COM— Rotasi dan Mutasi Pati TNI yang dilakukan Panglima TNI Agus Subiyanto, lalu kemudian adanya pembatalan masih menjadi sorotan publik. Khususnya terjadi mutasi posisi Pangkogabwil I Letnan Jendral Kunto Arief yang merupakan anak dari mantan wapres Jend Purn TNI Try Sutrisno. Baru-baru ini Forum Purnawirawan TNI mengusulkan 8 point tuntutan, sejatinya rumusan 8 point digagas oleh Letjend Purn Try Sutrisno. 8 tuntutan tersebut rencana awalnya akan diumumkan pada bulan Februari 2025 namun baru terealisasi pada bulan April 2025.

“Pasca manuver para jenderal sekarang jadi ketahuan kaukus di belakang Jokowi yang bermain. Luhut Panjaitan. Ketika Skep pencopotan Letjen Kunto Arif oleh Panglima TNI diluncurkan, yang mana kemudian dianulir presiden,  maka Prabowo sudah punya gambaran situasi yang jelas,” kata pengamat militer dan Geo-politik Hendrajit kepada wartawan, Kamis 8/5/2025.

“Di barisan angkatan darat pro Jokowi adalah Luhut Panjaitan, Wiranto, Agum Gumelar, mereka jajaran purna.  Panglima TNI Agus Subianto, dan KSAD Maruli Simanjuntak, di jajaran yang masih TNI aktif,” tambahnya.

Sedangkan dalam barisan di belakang Prabowo ada Hendropriyono, menhan Sjafrie Sjamsuddin, dan kepala BIN, Herindra.

“Makanya di dalam tubuh PPAD (Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat ) pun perang  proksi antara kubu Luhut-Wiranto vs kubu barisan Prabowo terpantul dalam acara halal bihalal ketika PPAD semula enggan mengundang Pak Tri, namun Prabowo dan istana mengharuskan Pak Tri diundang. Dan PPAD akhirnya dengan terpaksa mengundang Tri Sutrisno,” tutur Hendrajit.

Dengan begitu, sekarang formasi tempur bergeser bukan lagi antara Prabowo Subianto vs Jokowi, melainkan antara Prabowo vs Luhut Cs.

“Jadi, bukan menyingkirkan matahari kembar karena ini memang nggak ada. Yang selama ini jadi ruwet bukan matahari kembar, tapi Gerhana Matahari. Bulan muncul persis di tengah antara bumi dan matahari. Dan sekarang jelas sudah, siapa bulan yang menghalangi matahari menyinari bumi,” Hendrajit menegaskan.

Dalam pengamatannya, di barisan Prabowo, dukungan Hendropriyono amat vital, mengingat fungsinya sebagai sabuk pengaman Prabowo-Mega. Hendro, Agum, dipandang berjasa oleh Mega karena berhasil menjalankan misi berat pada 1993. Menyelamatkan muka Mantan Presiden Suharto, seraya mengamankan hasil kongres PDI Surabaya yang mana Mega terpilih sebagai ketua umum PDI oleh arus bawah.

Ditegaskan Hendrajit, segi menarik dari perkembangan ini adalah, ketika kaukus yang selama ini bersembunyi di belakang Jokowi mulai kebuka susunan dan kekuatannya, maka polarisasi Prabowo Subianto vs Jokowi jadi tidak relevan lagi. Jokowi sebagai simpul sekaligus organ cangkang kaukus ini, sekarang terkuak dan terurai.

“Siapa yang akhirnya akan menjatuhkan balak 6 dalam permainan gaplek? Sayangnya, para pemain baik kubu PS maupun Jokowi, sudah sama-sama tahu, Jokowi sekarang cuma pegang balak dua dan 1. Yang manapun kartu yang ia mau lemparkan sudah kebaca,” jelas Hendrajit.  (Yoss)