Mimpi di Dalam Mimpi Raja Dzolim

By Sutoyo Abadi

Kebesaran orang berawalan dari mimpinya bahwa pencapaian besar dalam hidup, termasuk kesuksesan, dimulai dari ide yang kuat yang terpatri dalam pikiran. Mimpi tersebut adalah awal mula dari segala upaya dan tindakan yang diperlukan untuk meraih tujuan yang lebih besar.

Berbeda makna dengan mimpi dalam mimpi adalah kondisi ketika seseorang merasa bangun dari tidur namun sebenarnya hanya terbangun di dalam mimpi yang lain. Mereka merasa terjaga saat sedang bermimpi. Istilah medis ini adalah false awakening (kebangkitan palsu).

Di suatu wilayah, hiduplah seorang Kepala Suku Dzolim yang memiliki hasrat ingin menjadi kepala suku selamanya. Di tempat dia tinggal ada seorang Raja Agung yang bijak, menuntun warganya dengan hikmah. Kepala suku yang dzolim sering mendekati Raja Agung.

Pada suatu kesempatan seorang Kepala Suku yang dikenal dzolim menggelar pesta pernikahan anaknya di Pura kawasan keratonan kerajaan yang dipimpin Raja Agung. Dalam gelaran pesta pernikahan Kepala Suku tampil dengan kuluk, itu mimpi-mimpi sebagai seorang raja.

Di tengah masyarakat setempat kabar tentang Kepala Suku berhasrat menggebu  ingin menjadi raja. Hasrat kepala suku ditentang masyarakat yang selama ini sepak terjang Kepala Suku sangat dzolim. Akhirnya ia gagal ambisinya ditentang warga dan tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Namun setelah gagal dalam ambisinya , kepala suku masih tetap tenggelam dalam mimpi di dalam mimpi terjadilah kebangkitan palsu ( false awakening ).

Kenangan sebagai raja dalam resepsi pernikahan berubah menjadi fantasi terpatri dalam angan-angan pikirannya. Tiba saatnya terjadilah kejadian mimpi tetap berada di singgasana sebagai raja.

“Dalam mimpi itu dipanggil suhu atau spiritual yang dianggap wening mencari dan menentukan hari baik. Dipilihnya malam Jumat sebagai waktu terbaik untuk beraksi. Setiap malam Jumat datanglah ke sebuah keraton Raja Jawa yang megah dan masih diakui eksistensinya sebagai sumber inspirasi untuk memenuhi nafsunya sebagai raja”

“Dalam mimpinya untuk masuk kesebuah keraton harus menghindari diketahui orang, maka dengan cara senyap datang mengendap – endap di malam hari lewat pintu belakang”

Kepala Suku dengan hasrat yang menggebu untuk menjadi raja, dia terus berusaha mendekati Raja Agung. Hingga suatu hari, Kepala Suku mendatangi Raja Agung di keraton.

Kedatangannya yang dirahasiakan ( dalam mimpinya ) di sambut Raja Agung pemangku Tanah Wilayah setempat layaknya tamu agung bahkan difasilitasi semua ubo rampe yang dibutuhkan untuk melakukan ritualnyaritualnya untuk memenuhi hasrat menjadi raja selamanya.

4 ( empat ) malam ritual di setiap malam Jumat dijalaninya bahkan dengan baik hati selama itu Raja Agung pemangku  Tanah Wilayah melengkapi beberapa pustaka yang diperlukan sesuai hajatnya.

Pada hari ke 5 ( lima) tetap pada malam Jumat nampaknya ada misi khusus sesuai petunjuk suhu spiritualnya si Kelapa Suku harus mendapatkan pakaian khusus Raja pemangku Tanah Wilayah adalah syarat agar wahyu kekuasaan pada diri Kepala Suku dan anak-anaknya tidak lepas dari genggamannya.

Kali ini pada malam itu Sang Raja Wilayah yaitu Raja Agung yang sesungguhnya merasa tersinggung, karena permintaan sudah melewati batasnya, akan melanggar adat dan kesakralan keraton akan mendatangkan bendu. Bahkan semua leluhur yang memayungi keraton tersebut murka, karena diketahui ada niat buruk dalam Kepala Suku.

Bersama dengan ditolaknya permintaan tersebut dengan rasa kecewa Kepala Suku tiba-tiba terbangun dari tidurnya namun sebenarnya hanya terbangun di dalam mimpi yang lain, gagal sebagai Raja Wilayah gadungan merasa ada isyarat akan datangnya kesulitan dan bendu menimpa diri dan keluarganya.

Saat benar-benar terbangun dari tidurnya yang terjadi kejaran dugaan pemalsuan dokumen ketika dia dinobatkan menjadi Kepala Suku, muncul di mana-mana bahkan putranya sebagai pejabat yang dipaksakan. Hal itu menjadi beban bagi pemimpin yang sesungguhnya.

Seluruh wilayah-wilayah menuntut dokumen palsu kepala Suku untuk diadili juga meminta mundur anak kepala suku dari jabatannya karena ditengarai hanya akan menjadikan beban dan bencana bagi pemimpin yang sesungguhnya.

Dari isyarat atau gambaran mimpi di atas Kepala Suku dan keluarganya termasuk jabatan putranya dan keluarganya seperti akan diterpa masalah besar.

Untuk itu, jauh-jauh hari para tentara dan jendral-jendral wilayah merumuskan tuntutan yang digaungkan dengan keras mengingat bahayanya tatanan kehidupan ke depan. Tuntututannya adalah pembuktian dokumen Kepala Suku dan mundurnya anak Kepla Suku dari jabatan.

Hal tersebut bisa terjadi menyelamatkan tatanan kehidupan tergantung bagaimana pemimpin yang sesungguhnya untuk mengabil tindakan tegas.