Megawati Komentari Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Beathor: Mewakili Suara Rakyat Indonesia
JAKARTASATU.COM— Polemik dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat ke permukaan setelah pernyataan mengejutkan dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Politikus PDI Perjuangan, Beathor Suryadi, mengatakan bahwa pernyataan Megawati tersebut mewakili suara jutaan rakyat Indonesia yang mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi.
Menurut Beathor, Megawati yang sangat mengenal karakter dan sikap Jokowi merasa aneh jika mantan presiden tersebut tidak menunjukkan ijazahnya secara terbuka.
“Jika Jokowi memang punya ijazah, tentu sudah ditunjukkan kepada umum. Ini malah menjadi ruwet ketika dilaporkan ke polisi dan pengadilan,” kata Beathor dalam pernyataannya kepada wartawan, Kamis (15/5/2025).
Megawati, kata Beathor, adalah salah satu sosok yang memahami watak Jokowi sebagai pemimpin yang berani melawan keruwetan birokrasi. Namun, justru dalam kasus ini, hal itu tidak terlihat.
“Pendapat Megawati ini mewakili jutaan warga yang berpandangan sama. Kenapa harus ruwet? Tunjukkan saja ijazahnya,” lanjut Beathor.
Beathor juga menyoroti kebijakan Jokowi semasa menjabat sebagai presiden yang dinilainya kerap kali tidak masuk akal. Salah satu contohnya adalah ketika Jokowi memenjarakan dua warga, yakni Bambang Tri dan Gus Nur, karena mempersoalkan ijazah tersebut. Ironisnya, bahkan dalam persidangan, Jokowi tidak pernah menunjukkan ijazah aslinya sebagai bukti sah.
“Ketika TPUA mendatangi rumahnya di Solo pun, Jokowi tidak menunjukkan ijazah tersebut. Ini menimbulkan pertanyaan besar bagi publik,” ujar Beathor. Ia juga menyinggung potensi adanya pidana jika Jokowi benar-benar menyembunyikan dokumen negara. Pasal 233 KUHP menyebutkan bahwa siapa pun yang dengan sengaja merusak, menghilangkan, atau menyembunyikan surat-surat atau barang bukti yang dapat dipergunakan dalam pemeriksaan perkara pidana dapat dipidana penjara paling lama 4 tahun.
Kini setelah Jokowi pensiun dari jabatannya, pertanyaan semakin besar ketika lima warga dilaporkan ke polisi hanya karena mempertanyakan keaslian ijazah mantan orang nomor satu di Indonesia itu. Beathor pun mempertanyakan apakah langkah ini bijak atau justru semakin memperkeruh suasana.
“Dari sekian kebijakan Jokowi yang dianggap bodoh, menghindari untuk menunjukkan ijazah adalah kebodohan paling besar. Mengapa harus ruwet jika memang punya ijazah asli?” pungkas Beathor Suryadi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Jokowi maupun tim kuasa hukumnya belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan Megawati maupun kritik dari Beathor Suryadi. Polemik ini terus mengundang perhatian publik, mengingat figur Jokowi yang selama dua periode memimpin Indonesia kerap mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan.