CATATAN DARI CILANDAK: “Jujur adalah Indonesia, Bukan Bohong atau Palsu”
Kacamata Politik Indonesia itu cerdas dan bermartabat. Komunikasi Cerdas adalah marwah. Dalam lanskap politik dan sosial Indonesia hari ini, satu kata kunci yang terus menggema dari masa ke masa adalah: kejujuran. Sayangnya, di tengah dinamika kekuasaan, hasrat politik praktis, dan komunikasi publik yang manipulatif, nilai luhur ini kerap menjadi barang langka.
Maka dengan lantang kita serukan kembali: Jujur adalah Indonesia. Bukan Bohong atau Palsu.
Bangsa ini lahir dari pengorbanan dan idealisme para pendiri negara yang percaya bahwa kebenaran akan menuntun pada kemerdekaan sejati. Bung Hatta pernah berucap, “Kejujuran adalah kekuatan moral dalam perjuangan.”
Sementara Bung Karno dalam pidato legendarisnya menyatakan, “Aku lebih senang melihat Indonesia tenggelam dalam kejujuran daripada mengapung dalam kepalsuan.”
Politik Tanpa Kejujuran Adalah Manipulasi Kekuasaan
Komunikasi politik di era digital saat ini telah bertransformasi. Pesan-pesan kekuasaan dikemas dalam narasi indah, tapi kerap kali kehilangan substansi. Kita saksikan banyak politisi pandai bicara tapi miskin moral; menjanjikan harapan tanpa niat memenuhi.
Dalam terminologi komunikasi politik, ini disebut sebagai performative politics—politik yang lebih mengedepankan pencitraan ketimbang kebenaran. Jujur bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan dasar demokrasi. Tanpa jujur, publik kehilangan kepercayaan. Tanpa jujur, negara kehilangan legitimasinya.
Ketika komunikasi politik dipenuhi dusta, maka yang tersisa hanyalah masyarakat yang apatis dan negara yang pincang. Jujur Adalah Komunikasi Cerdas Komunikasi publik yang jujur mencerminkan kecerdasan. Tokoh-tokoh seperti Gus Dur, Hatta dll menjadi panutan karena mampu menyampaikan kebenaran dengan cara sederhana tapi tajam.
Kemanusiaan hanya bisa hadir dalam ruang-ruang publik yang jujur, bukan penuh tipu daya. Kejujuran dalam komunikasi bukan berarti naif. Justru kejujuran adalah bentuk komunikasi paling strategis karena membangun trust yang langgeng. Bangsa yang jujur bukan hanya akan dihormati rakyatnya, tetapi juga diperhitungkan di dunia internasional.
Bukan Palsu: Indonesia Harus Kembali ke Nurani Kini saatnya kita semua bertanya:
Apakah bangsa ini ingin terus hidup dalam kepalsuan demi kekuasaan sesaat? Atau kembali ke akar nilai luhur sebagai bangsa besar yang berani berkata benar?
ilustrasi /ist