Kontroversi Soal Kerjasama Kejaksaan dengan Tentara, Jalih Pitoeng Dukung Asta Cita Presiden Prabowo
JAKARTASATU.COM— Ketua Umum FORMASI (Forum Aliansi Masyarakat Anti Korupsi) Jalih Pitoeng menyatakan dukungannya terhadap kerjasama pihak Kejaksaan dengan Tentara dalam upaya penguatan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Hal tersebut disampaikan oleh Jalih Pitoeng dalam sebuah acara sarasehan Aktivis lintas generasi yang mengusung tema “Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi” yang digelar di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Dalam menyikapi adanya kontroversi dan perbedaan pendapat tentang kerjasama tersebut, Relawan Militan Prabowo tersebut mengambil sikap mendukung demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi.
“Sejak awal isyu itu merebak, saya sudah menduga bahwa ada upaya penguatan terhadap Pemberantasan Korupsi,” kata Jalih Pitoeng, Rabu (21/05/2025).
“Karena saya menduga kuat bahwa akan ada tersangka korupsi kelas kakap yang akan ditangkap oleh Kejagung,” lanjut Jalih Pitoeng.
“Sehingga, sangat dipandang perlu adanya penguatan pengamanan bagi para petinggi dan pejabat kejaksaan yang sedang berjuang demi pemberantasan korupsi di negeri ini,” sambung Jalih Pitoeng menegaskan.
Menurut Jalih Pitoeng, bahwa selama ini pengungkapan dan penangkapan para koruptor besar belum maksimal menyentuh pada level aktor intelektualnya. Akan tetapi baru pada tatanan operasionalnya saja.
“Mengapa saya begitu serius dan gigih mendukung program pemerintahan Prabowo dalam memberantas korupsi, karena saya sangat dendam dengan para dracula berdasi,” ungkap Jalih Pitoeng.
“Tapi dendam yang positif,” imbuhnya
“Bayangkan, saya, kami dahulu dipenjara dengan tuduhan yang tidak jelas kala itu,” kenang Jalih Pitoeng.
“Bahkan kami berjuang demi rakyat, bangsa dan negara,” imbuhnya.
“Apakah karena saya terlalu keras dan lantang menyuarakan dugaan pemilu curang sehingga saya ditangkap,” lanjutnya seraya melempar tanya.
“Dan perlu diketahui, diantara kami sampai ada yang mati dalam penjara tua buatan Belanda di Lapas kota Tangerang,” Jalih Pitoeng mengingatkan.
“Sementara para penghianat negeri, dracula berdasi hidup berfoya-foya dengan uang hasil rampasan uang rakyat,” Jalih Pitoeng menegaskan.
“Oleh karena itulah saya berusaha menjaga sekaligus mempertahan konsistensi terhadap sebuah komitmen perjuangan rakyat,” sambung Jalih Pitoeng menegaskan.
Disinggung tentang beredarnya desakan copot Sekda DKI Jakarta Marullah Matali, Jalih Pitoeng bilang bahwa Pramono Anung tidak sedang memimpin dalam ruang hampa.
“Saya membaca dan menduga bahwa ada yang sedang berselancar dalam konspirasi ini,” ungkap Jalih Pitoeng.
“Dan saya juga mengingatkan bahwa mas Pram dan bang Doel tidak sedang memimpin dalam ruang hampa,” kata Jalih Pitoeng.
“Artinya, ada kami FORMASI, ada warga Jakarta serta ada banyak masyarakat Betawi selaku warga asli Jakarta yang secara aspiratif harus didengar bahkan wajib dipertimbangkan,” lanjut Jalih Pitoeng menandaskan.
Didesak pertanyaan tentang adanya pemberitaan soal Sekda DKI Jakarta Marullah Matali ke KPK, Jalih Pitoeng sangat mendukung adanya supremasi hukum apalagi tentang upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi.
“Jika aduan atau laporan itu ada, ya kita serahkan kepada KPK yang lebih berwenang,” jawab Jalih Pitoeng.
“Yang penting jangan ada politisasi hukum,” pinta Jalih Pitoeng menegaskan.
“Saya sangat faham bahwa PDIP secara institusional dan konstitusional adalah partai pengusung Pram Doel pada Pilkada DKI Jakarta 2024 lalu,” kata Jalih Pitoeng.
“Akan tetapi secara elektoral, Pram Doel dipilih langsung oleh rakyat dan kebetulan memperoleh suara terbanyak,” sambung Jalih Pitoeng mengingatkan.
“Oleh karena itu, mas Pram tidak boleh gegabah dalam mengambil sikap dan keputusan. Apalagi jika itu hanya karena desakan dari pihak-pihak tertentu yang hanya mementingkan kelompok mereka saja” pungkas Jalih Pitoeng menandaskan. (Yoss)