JAKARTASATU.COM– Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) secara tegas menyatakan mosi tidak percaya kepada Rektor UGM, Ova Emilia. Pernyataan ini dikeluarkan setelah Rektor menemui mahasiswa yang telah melakukan aksi kemah selama sepekan di Balairung, namun dianggap tidak memberikan respons konkret terhadap tuntutan mahasiswa.
Aksi mahasiswa UGM ini dipicu oleh kekecewaan terhadap terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden yang dianggap terjadi melalui perubahan konstitusi dengan bantuan Presiden Joko Widodo.
BEM KM UGM juga menyoroti berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintahan Prabowo tanpa konsiderasi lebih jauh, seperti program Makan Bergizi Gratis, Instruksi Presiden (Inpres) Efisiensi Anggaran, dan program Danantara.
Selain itu, mahasiswa mengkritik keinginan Prabowo untuk merevisi UU TNI sebagai langkah awal mengembalikan Dwifungsi TNI, yang dinilai akan mengubur cita-cita Reformasi 1998. Militerisme disebut-sebut mulai merangsek ke lingkungan kampus dengan dalih penguatan nasionalisme.
Lebih lanjut, mahasiswa juga menyoroti tindakan represif dan kriminalisasi yang dialami mahasiswa yang menyampaikan kritik, termasuk penetapan mereka sebagai tersangka. “Demokrasi dalam bahaya!” seru BEM KM UGM.
Berangkat dari berbagai masalah tersebut, mahasiswa UGM melakukan aksi kemah dan menuntut Rektor UGM menyatakan mosi tidak percaya terhadap lembaga pemerintah yang dianggap menciptakan kebijakan “amburadul,” sebagai bentuk keberpihakan pada rakyat.
Rabu, 21 Mei 2025, setelah satu pekan okupasi, Rektor Ova Emilia menemui massa aksi dan melakukan dialog. Namun, hasil dari dialog tersebut, menurut BEM KM UGM, hanyalah “omon-omon” alias omong kosong.
“Betapa malu kami sebagai mahasiswa Kampus Kerakyatan menyaksikan rektor lembek pada berbagai ketidakadilan dan penindasan yang terang benderang,” tulis BEM KM UGM dalam pernyataannya, Jumat.
BEM KM UGM menegaskan tidak akan mencabut mosi tidak percaya ini sampai Rektor Ova Emilia menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintah sebagai bukti keberpihakannya kepada rakyat, atau tindakan lain yang setara dengan itu. (RIS)