Jangankan Hanya Diancam, Intimidasi Dan Kriminalisasi, Darah Dan Nyawa Sudah Saya Pertaruhkan
Sutoyo Abadi
Kalau Anda belum pernah melawan, gerak – gerik mengancam apapun yang Anda lakukan tidak akan digubris lawan
Sepenuhnya mengalah atau menyerah pada ketidakadilan, keangkuhan, kesombongan, kebohongan dan tipuan dengan mudah dari apa yang mereka inginkan, akan menjadikan kebiasaan buruk para pejabat dan termasuk Jokowi, mereka akan selalu menempuh jalan pintas yang telah mereka lakukan selama ini.
Perlawanan dan konflik harus terjadi untuk perjuangan keadilan, bentuk tekanan intimidasi dan kriminalisasi adalah cara mereka karena selama ini mereka anggap kita lemah dan mudah di lemahkan.
Intimidasi dan kriminalisasi selalu akan muncul ketika penguasa tahu kita lemah dan rentan, mereka akan memangsa dengan mudah korban yang rentan dan lemah.
Tindakan yang layak dilakukan adalah membalikkan meja ancaman dan intimidasi lebih keras bagi mereka yang pengecut dan saat ini pada titik nadir harus dihancurkan.
Cara menghancurkan, menggilas dan meluluh lantakkan kesombongan dan keangkuhan yang menghiasi para pembohongan dan penipu rakyat :
Pertama : melakukan manuver berani sebagai orang yang tidak mengenal takut penuh keyakinan berada di pihak yang benar. Melakukan langkah nyata dan membalikan ancaman bahkan mampu melakukan yang lebih parah bagi mereka.
Kedua : Membalikkan segala ancaman, ketika mereka anggap kita mudah di dorong kesana kemari, balikan mejanya pukul mereka pada posisi rentan. Tunjukkan ke mereka sudah tidak ada lagi yang harus ditakuti, tidak ada negosiasi dan kompromi, tutup mengenal ampun karena sudah keterlaluan. Kirim sikap mengancam balik, menyerah atau segera timpakan kepedihan atau keadaan yang lebih parah lagi.
Ketiga : Lakukan tindakan sulit di duga dan tindakan yang tidak rasional. Orang gila harus di lawan dengan cara lebih gila, hancurkan reputasi mereka karena mereka memang sudah pada posisi yang lemah dan tidak ada resiko apapun yang harus di takuti.
Keempat : Mainkan “paranoi-nya” Biarkan intelijen mereka masuk ke kita biar mereka mengerti ancaman kita bukan sekedar pura – pura, dengan semua rencana tindakan yang terukur. Biarkan mereka berimajinasi bawa perlawanan kita serius dan itu berbahaya.
Kelima: Tampilkan reputasi perlawanan ini sungguh sungguh. Bahwa perlawanan kita tidak mengenal ampun, kompromi dan negosiasi. Bisa terjadi kalau perlawanan ini akan berubah menjadi revolusi yang selama ini memang akan terjadi.
Saat ini sudah waktunya hancurkan segala bentuk ancaman, intimidasi dan kriminalisasi yang itu ada hanya karena kekuasaan dengan ketololan, kedunguan, kebohongan dan tipuan merajalela. Perlawanan rakyat sudah terbuka bahkan masyarakat sudah meminta adili semua pejabat negara yang telah menjadi penghianat dan menjual kedaulatan negara.
Dalam kondisi tertentu hilangkan sikap ramah melawan aparat keamanan yang biadab. Rubahlah menjadi perlawanan yang keras sebagai petarung sejati, tanpa mengenal takut. Telah muncul semboyan jangankan hanya resiko di ancam, intimidasi dan kriminalisasi atau ditangkap, darah dan nyawa sudah saya pertaruhkan.
Kata Machiavelli: “lebih bermanfaat ditakuti daripada dikasihani”. (*)
25/5/2025