Sukses Timnas Garuda, Momentum Stop Kolusi dan Korupsi
GOL penalti menjadi bagian dari kompetisi. Tak dipungkiri sebagai pemuas dahaga prestasi timnas kita.
Euforia kemenangan skuad Garuda di antara kabar mendagri yang membolehkan pemda gelar rapat di hotel. Cenderung tak konsisten dengan arah penghematan, malah ditengarai solusi atas tekanan yang mungkin terjadi.
Skuad Garuda sudah lebih dulu mangkal di Hotel Fairmont, Senayan. Berbintang lima tanpa perlu sekat kebijakan penghematan. Melulu atasnama prestasi. Melanjutkan selebrasi gol Ole Romeny yang memastikan timnas Garuda tak kebobolan. Menang atas timnas China dan lolos ke babak-IV kualifikasi zona Asia Piala Dunia 2026.
Kemenangan timnas Indonesia tak sengaja menunda dugaan Budi Arie terlibat pembagian jatah judol yang dipilah tetap lanjut berlayar. Perkara semasih menjabat Menkominfo. Menyusul pinta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada Kemenkomdigi untuk memblokir ribuan situs judol. Potensi kerugian pada akhir 2025 bisa mencapai Rp 1.000 triliun. Satgas pemberantasan judol pun nyaris tak bunyi.
Pesta kemenangan timnas arahan pelatih Patrick Kluivert yang merehatkan kabar seputar pergantian Kapolri. Toh, Jenderal Pol. Listyo Sigit sudah saatnya berhenti. Meloncati lima angkatan di atasnya, memecahkan rekor era Tito Karnavian yang menyalip empat angkatan. Pun jabatan paling lama lebih empat tahun, sejak 21 Januari 2021. Slogan Presisi Polri pun tak lepas dari kritisi, menyusul eks ajudan Jokowi.
Kegembiraan timnas Indonesia tak boleh menutup kelanjutan dugaan korupsi pengadaan laptop chromebook bernilai fantastis Rp 9 triliun. Tak kecuali dugaan peran mantan Mendikbud, Nadiem Makarim dan keterlibatan LBP.
Kemenangan timnas Indonesia yang mendunia. Mengalahkan ambisi IKN (ibukota negara -pen) yang kini dilaporkan dihuni gerombolan tikus. Gambaran rakus proyek ambisius yang terpapar mangkrak.
Sukses timnas Indonesia yang mestinya mampu memupus ekspansi tambang nikel di Kabupaten Raja Empat, Papua Barat Daya. Kawasan wisata kelas dunia yang penuh pesona, dikhawatirkan berujung merana. Greenpeace Indonesia meyakinkan telah terjadi kerusakan lingkungan yang parah. Menuntut peran tanggungjawab Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia — setelah perhatian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selintas tak ada kaitannya antara sukses sepakbola Indonesia dengan hal antara lain di atas. Alih-alih prestasi dalam birokrasi dan sistem kelola pemerintahan sepeninggal rezim Jokowi. Utamanya soal sengkarut korupsi jabatan dan akibat hajat jabatan. Pada gilirannya, kerugian keuangan negara yang berlipat triliunan rupiah. Jungkir balik dibanding ribuan pencari kerja yang kadung dahaga UMR. Kasat mata antrian panjang di sejumlah Job Fair yang mirip kemasan semata.
Prestasi timnas Indonesia adalah momentum pembenahan di semua lini untuk berdedikasi. Presiden Prabowo pun memberikan hadiah jam tangan Rolex untuk seluruh awak timnas Garuda. Bentuk apresiasi dan stimulus bagi peningkatan prestasi sepakbola Indonesia di kancah mancanegara. Tak cukup episode retret yang dipastikan tidak dalam rangka mencetak timnas bayangan.
Capaian prestasi itu butuh kapital tak sekadar. Skuad timnas Indonesia mencapai nilai pasaran Rp 691 milyar. Pemain Mees Hilgers yang termahal dengan harga Rpb129,1 milyar. Menguntit nama Emil Audero, kiper berdarah Italia dengan nilai setara Rp 92 milyar. Sementara pemain lokal dengan pasaran tertinggi, Rizky Ridho — yang terpaut jauh, Rp 8,69 milyar. Berikutnya, Mark Klok (Rp 6,95 milyar) dan Nadeo Argawinata Rp 5,65 milyar.
Pertemuan timnas Indonesia vs Jepang pada laga akhir, 10 Juni nanti — tak bisa dipisahkan dari perbandingan nilai pasaran itu. Jepang memuncaki klasemen dan memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 di Meksiko, AS dan Kanada.
Prestasi di lapangan, sejatinya tak semata besaran nilai pasaran. Butuh mental juara dan nilai patriotik. Namun tak dapat dipungkiri, era profesional kini mencakup keunggulan nilai transfer. Tak kecuali nilai pasaran skuad China yang hanya Rp 335 milyar. Tak lebih dari separuh nilai timnas Indonesia. Faktual membuat China tereliminasi.
Timnas Indonesia harus memaksimalkan kekuatan lawan Jepang. Meski “bola bundar”, kejaran menang tidak cukup realistis. Namun, hasil apa pun tak berpengaruh pada posisinya ranking 4 di bawah Saudi Arabia.
Hitungannya serupa friendly game untuk kekompakan tim dan pematangan menghadapi kemungkinan lawan Irak (ranking 59) dan Qatar (55). Setingkat lebih berat. Andai minimal “2 besar”, timnas Indonesia masih membuka peluang lewat babak playoff antarkonfederasi.
Kemenangan timnas Indonesia atas China, mengatrol ranking FIFA. Naik signifikan tujuh tingkat, kini di urutan 117. Nembuka tabir “layu sebelum berkembang”. Utamanya di kancah Asia. Masih jauh meniti puncak, lebih sering tersisih di fase awal. Kini, pengamat sepakbola dunia mulai menoleh torehan prestasi timnas Indonesia. Ditandai pesona supporters yang membludak.
Timnas Indonesia diharapkan tak melulu andalkan pemain naturalisasi. Pelatih Kluivert telah menunjukkan keutamaan citra Indonesia. Membaurkan pemain lokal, menjajal laga internasional. Bertahap menuju prestasi dan reputasi.***
@ imam wahyudi
– jurnalis senior di bandung