JAKARTASATU.COM– Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Prof. Amien Rais, melalui akun YouTube pribadinya, beberapa hari lalu, melontarkan kritik keras terhadap eks Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan menyerukan Presiden Prabowo Subianto untuk membersihkan sisa-sisa pengaruh Jokowi dalam pemerintahan dan sistem hukum Indonesia. Amien Rais secara terang-terangan juga menyoroti isu ijazah palsu Jokowi dan perpanjangan konsesi PT Freeport McMoran.
Amien Rais memulai pernyataannya dengan mengungkit julukan “King of Lip Service” yang disematkan BEM UI kepada Jokowi pada Juni 2021, menandakan keberanian mahasiswa mengkritik kekuasaan. Ia menyayangkan respons rektor UI saat itu yang disebutnya “memarahi dan mengancam” BEM UI.
Lebih lanjut, Amien mengkritik Rektor UGM yang dinilainya telah menjadi “ketiplak Jokowi” dan berkolaborasi dengan Pratikno untuk “menyelamatkan Jokowi dari terkaman para saintis” seperti Rismon, Dr. Tifa, dan Roy Suryo yang disebutnya siap membongkar ijazah S1 Fakultas Kehutanan UGM dan skripsi Jokowi yang diduga palsu.
“Citra Jokowi saya perhatikan mulai memudar dengan cepat dan ambisinya untuk terus ikut mengatur negara kita juga makin sulit,” kata Amien Rais.
Ia optimistis bahwa begitu Prabowo membersihkan Polri dari “orang-orang seperti Listyo Sigit Prabowo dan para kameradnya yang kesetiaannya tegak lurus kepada Jokowi,” maka bangsa Indonesia akan dapat bernafas lebih segar. Amien menuduh Polri selama 10 tahun kekuasaan Jokowi telah berubah menjadi “makhluk politik yang mengerikan,” menjadi “partai cokelat berseragam dan bersenjata” yang tunduk pada “raja Jawa keblinger bernama Jokowi Widodo alias Mulyono.”
Meskipun demikian, Amien Rais yakin masih banyak perwira tinggi Polri yang setia pada Merah Putih, berintegritas, dan berkapasitas. Ia menegaskan bahwa Jokowi secara sistematis telah merusak hakikat Polri sebagai tulang punggung keamanan nasional, mengubahnya menjadi “kekuatan telanjang yang membela kepentingan politik Jokowi yang picik.”
Menyikapi kemungkinan reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto dalam waktu dekat, Amien Rais mengusulkan agar Prabowo “singkirkan dan awasi para menteri, tokoh-tokoh polisi termasuk mungkin sebagian tokoh TNI yang masih aktif maupun sudah purnawirawan yang pada menjadi ketiplak Jokowi.” Hal ini, menurutnya, penting agar mereka tidak berusaha “memukul balik” (fighting back).
Amien kemudian bergeser pada masalah kekayaan pertambangan, kehutanan, dan kelautan Indonesia yang dinilainya banyak dinikmati pihak asing. Ia menyoroti warisan utang ribuan triliun rupiah, kehancuran ekologis berupa banjir besar dan deforestasi, serta yang paling gawat, perpanjangan kontrak dengan PT Freeport McMoran oleh Jokowi hingga tahun 2061.
“Freeport McMoran ini merupakan tambang emas nomor dua terbesar di muka bumi, sedang tambang tembaganya nomor satu di dunia,” kata Amien. Ia juga menyebut Indonesia sebagai produsen nikel dan bauksit terbesar di dunia, serta memiliki tambang batubara yang besar.
Amien Rais mengungkapkan keprihatinannya saat melihat langsung operasional Freeport di Tembagapura, yang disebutnya seperti “sebuah American Town” dengan fasilitas mewah di tengah kemiskinan masyarakat Papua. Ia menyebut perpanjangan kontrak Freeport hingga 2061 sebagai “puncak ketololan yang luar biasa” karena pertimbangan cadangan emas yang diperkirakan habis pada tahun tersebut.
Amien memiliki mimpi bahwa sebelum meninggal, ia ingin melihat Indonesia mengambil alih kembali tambang Freeport. Mengacu pada adagium hukum perdata internasional rebus sic stantibus (perjanjian dapat diubah/dibatalkan bila ada perkembangan merugikan salah satu pihak), Amien mengusulkan agar Prabowo mengundang para pakar hukum internasional dari berbagai kampus terkemuka (UI, UGM, dll.) untuk menemukan langkah-langkah hukum internasional agar Indonesia bisa mengambil alih tambang Freeport.
“Kalau usulan saya ini jadi kenyataan, yakin kocek Indonesia bisa jadi sangat gendut,” tegas Amien, yang artinya keuangan negara akan melimpah untuk program makan bergizi gratis, pembelian peralatan militer, pembangunan universitas, namun tidak untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang disebutnya “kota hantu.”
Amien menutup pernyataannya dengan memberikan peringatan keras kepada Prabowo. “Begitu Presiden Prabowo berani meninggalkan warisan bobrok dari Jokowi dan juga berani mengucilkan manusia-manusia mafia pertambangan, kehutanan, kelautan dan lain-lain termasuk mafia hukum yang bercokol di kehakiman, kejaksaan, KPK dan lain-lain, Indonesia tentu jadi punya harapan yang besar, harapan baru.”
Namun, jika Prabowo tidak berani karena “rikuh ewuh pekewuh dengan bapaknya Gibran,” Amien Rais menyatakan “the game is over.” “Jangan sampai masyarakat mengatakan jebulnya atau ternyata Prabowo dan Mulyono sama saja, sami mawan. Jangan sampai Presiden Prabowo harus tegas memotong hubungannya dengan Jokowi,” serunya.
Amien meyakini bahwa 280 juta rakyat Indonesia tidak boleh dikorbankan demi “seorang pengkhianat besar bangsa Indonesia bernama Jokowi.” Ia berharap besar pada Prabowo, karena Jokowi dinilainya “makin hari pasti akan makin tak berdaya.”
Ia bahkan mengaitkan bintik-bintik hitam pada tubuh Jokowi yang muncul baru-baru ini sebagai “protes badan dan jiwa” atas dosa politiknya selama 10 tahun. (RIS)