Foto: Amien Rais/tangkapan layar

JAKARTASATU.COM– Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Prof. Amien Rais, kembali menyampaikan pandangannya terkait dinamika politik nasional dan internasional melalui kanal YouTube pribadinya. Dalam pernyataan yang diunggah kemarin, Amien menyoroti potensi ancaman ekspansionisme Tiongkok serta pengaruh kelompok oligarki di Indonesia.

Amien mengawali pesannya dengan mengingatkan sejarah kelam kekejaman PKI di Solo pada tahun 1965, merujuk pada pernyataan Ketua PKI DN Aidit bahwa siapa yang menguasai Solo akan menguasai Jawa Tengah, Jawa, dan akhirnya Indonesia. Menurut Amien, Solo memiliki posisi strategis dalam sejarah politik Indonesia.

Ia kemudian menyinggung hubungan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Menurut Amien, selama satu dekade kepemimpinan Jokowi, Indonesia semakin erat dengan Tiongkok, yang dipimpin oleh Xi Jinping—tokoh sentral Partai Komunis Tiongkok dan militer Tiongkok.

Amien juga menyinggung latar belakang Jokowi yang tumbuh di Solo, di lingkungan yang menurutnya banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh PKI dan Pemuda Rakyat.

“Jokowi memang bukan kader PKI, tapi dia adalah simpatisan PKI,” ujar Amien.

Ia juga menyoroti keberadaan kepala daerah di Solo yang menurutnya memiliki keterkaitan dengan sejarah PKI, termasuk Wali Kota Solo di era Orde Lama, Utomo Ramlan, serta kepemimpinan Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka di Solo.

Lebih jauh, mantan Ketua MPR itu menyoroti kebijakan luar negeri Tiongkok yang dinilainya bersifat ekspansionis dan hanya mengakui hukum internasional jika tidak bertentangan dengan kepentingan nasional Tiongkok. Ia mengutip pernyataan mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang pada 2010 mengingatkan dunia tentang ambisi ekspansi Tiongkok ke negara-negara tetangga melalui konsep “lebensraum” atau ruang hidup.

Amien juga menyoroti keberadaan warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, khususnya sekitar 200 orang yang disebutnya memiliki dwi kewarganegaraan dan berpengaruh besar dalam perekonomian nasional. Ia menyebut kelompok ini sebagai “sembilan naga” yang menguasai poros ekonomi Jakarta, Singapura, Shenzhen, Beijing, Kuangtung, dan Shanghai.

Menurut Amien, selama 10 tahun terakhir, Jokowi lebih banyak melayani kepentingan kelompok tersebut daripada kepentingan bangsa sendiri. Ia juga mewanti-wanti agar pemerintahan Prabowo Subianto tidak lengah terhadap upaya kelompok ini untuk mengambil alih kekuasaan dari dalam.

“Lebensraum China adalah kebijakan dasar politik luar negeri China yang ekspansionis, no doubt about that,” tegas Amien.

Amien menutup pesannya dengan mengingatkan pentingnya kewaspadaan nasional dan menyampaikan kebenaran demi masa depan bangsa. Ia berharap Presiden Prabowo dapat segera mengambil langkah tegas agar tidak kecolongan oleh pihak-pihak yang ingin menguasai Indonesia.

“Apa pun, kebenaran perlu kita sampaikan supaya kita tidak tertipu, tidak lalai, karena masa depan kita betul-betul gawat kalau perkembangan seperti ini terus saja,” pungkas Amien.

Ia juga mengutip Alquran, Surat Yasin ayat 17 sebagai landasan moral untuk menyampaikan peringatan kepada bangsa Indonesia. (RIS)