Hukum Penguasa, Kajian Politik Merah Putih: Hukum Tidak Menjamin Keadilan Hanya Jadi Alat Penindasan

JAKARTASATU.COM– Koordinator Kajian Merah Putih Sutoyo Abadi melontarkan kritik nilai – nilai Pancasila sudah tidak lagi dikenali bangsa ini, ia meminjam teori Stoisisme sering dikenal dengan filsafat hidupnya, mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, dengan pikiran, tindakan, dan sikap kita sendiri, sambil menerima dengan lapang dada hal-hal yang berada di luar kendali kita.

Sutoyo menilai reformasi telah melahirkan pemimpin atau penguasa tanpa etika, nilai dan keserakahan hidupnya, selain hanya mengejar kenikmatan hidup hedonis otomatis  abai terhadap kehidupan sekitarnya yang membutuhkan pertolongan.

“Nafsu mereka mengejar kekuasaan seperti nafsu binatang buas. Apalagi pasca berlakunya UUD 2002, negara ini seperti hutan belantara. Penguasa seperti telah memiliki hak prerogatifnya dengan tipuan, berbohong, fitnah dan menghalalkan segala cara,” kata Sutoyo dalam keterangannya, Jum’at (13/6/2025)

Menurutnya generasi saat ini generasi lunylu sudah di butakan dengan sejarah  bangsa ini merdeka dengan perjuangan tetesan darah, penderitaan bagi nyawa di pertaruhkan.

“Hukum menjadi milik penguasa tak lagi menjamin keadilan, melainkan menjadi alat penindasan,” ucap Sutoyo.

Koordinator Kajian Politik Merah Putih ini lagi-lagi meminjam Stoikisme mengajarkan keteguhan hati dan integritas

“Keteguhan hati, bukan ketundukan terhadap ketidak benaran. Marcus Aurelius, kaisar yang juga filsuf Stoik, menekankan pentingnya hidup sesuai nilai kebajikan, meski seluruh dunia memilih jalan yang salah,” tandasnya.

Filsafat moral menuntun kita untuk melawan bukan dengan kebencian,  tetapi dengan kebenaran yang tak gentar.  Melawan ketidakadilan bukanlah tindakan impulsif,  tapi keputusan sadar dari jiwa yang tak mau tunduk pada kebusukan sistem.

“Perlawanan tidak selalu berarti angkat senjata.  Kadang ia hadir dalam bentuk ketegasan berbicara, menolak ikut arus,  menjaga integritas saat semua menjual prinsip”.

“Dan itulah makna tertinggi dari moralitas, yang berani bertindak demi nilai yang benar,  meski dunia membungkamnya”.

Dalam situasi saat ini Sutoyo mengungkapkan, kekuasaan terus menerus memutarbalikkan kebenaran perlawanan moral adalah cahaya”.  Dan siapa pun yang menjaga nyalanya, telah menjadi bagian dari sejarah kemanusiaan yang mulia.

“Siapapun yang berjuang untuk keadilan dan kebenaran langsung berhadapan dengan manusia bengis para penghianat negara,” kata dia dengan sinis.

“Siapapun yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran, langsung akan digilas karena menggangu ketenangan dan kenyamanan para pembohong” Sutoyo mengutip George Orwell.

“Gila bener, negara ini sudah linglung dan gila,” kata Sutoyo geram. (Yoss)