Situasi Indonesia Mencekam, Sutoyo Abadi: Ini Pesan Bijak Hamengku Buwono X
JAKARTASATU.COM— Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi menyampaikan terkait pertemuan antara Maklumat Yogyakarta, PP-TNI, Forum Kebangsaan, Para Akademisi dari berbagai Perguruan Tinggi Yogjakarta yang digelar pada Sabtu, 14 Juni 2025. Kata dia, pertemuan memakan waktu sekitar 5 jam dengan jeda shalat dhuhur dan ashar, menorehkan beberapa points yang akan menjadi pijakan perjuangan selanjutnya.
Sutoyo Abadi menyampaikan hasil pertemuan Maklumat Yogyakarta, PP-TNI, Forum Kebangsaan, Para Akademisi dari berbagai Perguruan Tinggi Yogjakarta, yakni:
1. 4 ( empat ) kali amandemen UUD 45 terlah menghapus “Negara Proklamasi 1945” sama artinya NKRI telah roboh ( di robohkan ).
2. Amandemen UUD 1945 adalah perbuatan makar dan kudeta terhadap UUD 1945.
3. Rakyat Indonesia saat ini di sibukkan dengan macam – macam masalah dampak negatif di “hilir” akibat amandemen UUD 1945. Sedangkan masalah di hulu “Kembali pada Pancasila dan UUD 1945” masih di abaikan.
4. Dampak negatif paska amandemen UUD 1945 antara lain telah terjadinya krisis konstruksi. Mengubah lembaga negara yang bersemangat inklusif berdasar nilai Pancasila diganti dengan lembaga negara ekstraktif yang bersemangat liberalisme dan eksklusifisme partai, penguasa, dan pemilik modal.
5. “Sebutan UUD NKRI 1945”, kalau di sandarkan pada Lembaran Negara ( LN ) 75 tahun 1959, adalah tindakan ceroboh, mengada – ada dan inkonstitusional. Karena Lembar Negara tersebut bukan untuk legalitas hasil amandemen UUD 1945.
6. Lembaran Negara (LN) Nomor 75 Tahun 1959 berisi tentang Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 1959 tentang Kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945. Keputusan ini juga dikenal sebagai Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang berisi pembubaran Konstituante, pemberlakuan kembali UUD 1945, dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
7. Forum Purnawirawan Prajurit ( FPP ) terkait dengan 8 ( delapan ) tidak akan tinggal diam. Akan terus mendapatkan pengawalan dengan terus memantau mengikuti perkembangan sikap, reaksi dan respon dari Presiden.
“Bulir points diatas sebagian telah muncul pada Forum Kebangsaan di Yogyakarta pada tanggal 20 Mei 2025”, kata Sutoyo.
“Bahkan pada hari itu juga beberapa pimpinan FPP TNI dipimpin Marsekal ( purn ) Hanafie Asnan dan Jenderal ( purn ) Tyasno Sudarto sempat menemui Raja Yogyakarta Hamengku Buwono( HB ) X untuk sharing atas perkembangan politik di tanah air,” ungkap Sutoyo.
Ia pun menyampaikan pesan yang disampaikan HB. X, antara lain :
1. Agar kita bersabar karena situasi mencekam. Jangan sampai kita terpecah belah.
2. HB X minta hasil dari Pertemuan Kebangsaan Yogjakarta dan 8 sikap FPP TNI, disosialisasikan kepada masyarakat daerah lainnya. Kalau mereka setuju tentu akan lebih baik.
3. Semua pemangku kekuasaan agar bersikap, bertindak bijaksana dan hati – hati. Jangan mengabaikan suara atau aspirasi rakyat sebagai pemilik kekuasaan yang sesungguhnya.
Sutoyo Abadi di akhir keterangannya menyampaikan saran bijak dari Hamengku Buwono ( HB ) X, khususnya bahwa situasi Indonesia mencekam, layak menjadi perhatian dan perjuangan kita bersama untuk menjaga dan menyelamatkan Indonesia. (Yoss)