
Di balik stabilnya sinyal ponsel, siaran televisi, dan navigasi udara, ada sekelompok teknokrat yang bekerja tanpa sorotan. Meutya Hafid menyebut mereka tulang punggung komunikasi nasional
JAKARTASATU.COM – Pada siang yang terik itu, tak ada iring-iringan motor gede atau siaran langsung di kanal YouTube kementerian. Namun, langkah kaki Meutya Hafid terasa mantap saat memasuki halaman kantor Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio (Balmon) Makassar di Gowa. Menteri Komunikasi dan Digital itu datang tidak membawa janji manis digitalisasi, melainkan pengakuan bahwa ada pekerjaan negara yang selama ini diam-diam menyelamatkan kita dari kekacauan spektrum.
“Mereka ini tulang punggung komunikasi nasional,” ujar Meutya di hadapan para petugas Balmon yang siaga, Senin siang, 16 Juni lalu. “Kerja mereka jarang terlihat, tapi hasilnya kita rasakan setiap hari.”
Balmon bukan lembaga yang suka tampil di atas panggung. Ia bukan penyusun regulasi, bukan pula pencipta aplikasi. Tugasnya jauh dari kamera: menjaga frekuensi agar tidak saling tumpang tindih, memastikan setiap sinyal berjalan di jalur yang tepat, dan mencabut yang menyimpang. Jika ada pemancar ilegal, sinyal gelap, atau fake BTS, maka merekalah garda pertamanya.
Sejak era satelit dan fiber optik mengambil alih lanskap komunikasi, Balmon tetap memantau secara analog: menggunakan pemindai, pemetaan gelombang, dan tim lapangan yang bisa dikerahkan dalam hitungan menit. Mereka bekerja nyaris tak terdengar, namun nyaring terasa dampaknya. “Kami hadir secara fisik di Balmon Sulawesi Selatan karena di sinilah banyak kerja tak terlihat berlangsung,” kata Meutya.
Frequensi yang Berdaulat
Kerja Balmon bukan hanya soal sinyal ponsel. Di tangan mereka, stabilitas frekuensi berarti keselamatan. Dalam dunia penerbangan, sinyal navigasi tidak boleh terganggu. Dalam penyiaran, gelombang siaran tak boleh bertabrakan. Dalam komunikasi digital, setiap megahertz dihitung dan dijaga.
Dan saat Lebaran 2025, tugas mereka tak kalah penting dari petugas jalan tol. Di balik turunnya angka kecelakaan lalu lintas yang diumumkan kepolisian, ada jaringan komunikasi yang tidak drop. Tidak ada gangguan sinyal saat pemudik mengaktifkan GPS, tidak ada delay saat keluarga saling menelepon. “Itu adalah hasil kerja bersama, termasuk kerja sahabat-sahabat kita di Balmon,” kata Meutya.
Mereka juga jadi pemburu sinyal gelap. Menjelang Lebaran, Balmon Makassar bersama Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital membongkar jaringan fake BTS, pemancar liar yang memanfaatkan lonjakan trafik untuk menyebar penipuan. “Tim turun langsung melakukan inspeksi, memantau sinyal tidak berizin, dan akhirnya bersama kepolisian menangkap pelakunya,” tutur Meutya.
