Kajian Politik Merah Putih: Negara Tetap Gelap Gulita
JAKARTASATU.COM– Selama sepuluh tahun negara Republik Indonesia dikuasa bedebah dan penghianat negara. Selama lebih dari satu dekade terakhir kita hidup dalam kegelapan dikooptasi dalam kendali kekuatan tersembunyi di balik panggung. Demikian disampaikan Sutoyo Abadi dalam keterangan kepada media, Jakarta, Senin (23/6/2025).
Negara ditelan oleh permainan penguasa tolol membawa arus penguasa hanya menjadi robot yang dikendalikan algoritma penguasa siluman yang disahkan oleh lembaga resmi negara.
“Penjaga kedaulatan, yang seharusnya menjaga marwah dan arah bangsa, justru metamorfosis bersenyawa melindungi status quo penjahat dan penghianat negara,” kata Sutoyo Abadi.
“Hukum total menjadi milik penguasa lembaga hukum berubah menjadi alat pembenaran, bukan penjaga keadilan,” imbuhnya.
Menurutnya, tidak pernah dibayangkan ketika aparat penegak hukum yang seharusnya menjadi garda terdepan penegak keadilan dengan telanjang bulat menjadi tameng mahluk tolol, bodoh, dungu, penipu dan pembohong.
Kejadian dan keadaan saat ini lanjut Sutoyo, bukan sekadar soal satu rezim boneka oligarki. Tetapi telah terjadi proses pengambilalihan kendali atas negara secara utuh—melalui siluman kekuatan dan kekuasaan suprastruktur Ipoleksosbudhankam yang dihancurkan dengan sistematis.
“Ipoleksosbudhankam adalah akronim dari Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Pertahanan Keamanan. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang saling berkaitan dan memengaruhi ketahanan nasional Indonesia,” urainya.
Kekuatan Ipoleksosbudhankam sudah robek tercabik – cabik sejak UUD 1945 di bajak atau dikudeta diubah menjadi UUD 2002, bersamaan dengan negara Proklamasi 1945 di cabut dan di musnahkan.
“Saat itulah negara bukan lagi milik rakyat tetapi menjadi milik penghianat para penguasa dan penikmat rente,” kata dia.
Masih kata Sutoyo, para pejuang kebangsaan tergusur habis oleh kekuasaan dan keuangan para kolaborator yg meliputi para bedebah dan perampok negara berjubah Investor dengan tahta Taipan.
Maka lanjutnya, semua kekuatan penyelenggara tata kelola pemerintahan, semua kanal dalam kendali dan pengawasan mereka, semua harus tunduk pada titah dan perintahnya.
“Inilah yang terus menerus kekuatan Maklumat Yogyakarta, dengan keprihatinan yang mendalam tidak akan pernah akan berkompromi dan negosiasi bahwa untuk menyelamatkan bangsa dan negara pintunya hanya kembali pada Pancasila dan UUD 1945 ( asli ),” ungkap Sutoyo.
“Presiden Prabowo Subianto akan tampil bak seperti Hero atau Rambo dari langit sekalipun sepanjang negara masih sungsang memakai UUD 2002, tidak akan bisa menyelamatkan negara ini,” jelasnya.
“Negara akan tetap gelap gulita dan makin gelap menuju ke jurang kehancuranya,” pungkas Sutoyo. (Yoss)
.