JAKARTASATU.COM — Jika mendengar dari istilah nama “Humanold” mungkin sedikt asing disebagian telinga orang. Apa itu “humanoid”? Dalam istilah umum Humanold sering di artikan sebuah entitas non manusia yang memiliki bentuk dan karakteristik manusia, tapi bukan manusia yang sebenarnya. Dan kata Humanoid sendiri berasl dari bahasa inggris yaitu “human” dan “Oid” artinya manusia yang menyerupai.

Septian Dwi Cahyo, seniman Pantomime Indonesia/ist

Beberapa pertanyaan perihal festival Humanoid ini. Septiyan Dwi Cahyo atau sering dipanggil SDC seniman Pantomime Indonesia mengatakan dangan diksi yang sederhana agar mudah di fahami oleh orang awam bahwa “humanold adalah seni pertunjukan yang unik”. Ya saya bilang memang unik, sebuah perfomance dengan aksi “Tablo” atau mematung dengan penampilan, pose dan warna yang berbeda.

Selanjutnya SDC yang akrab dipanggil juga Mas Tian, mengatakan: Bahwa pertunjukan humanoid ini mulai berkembang di seluruh dunia termasuk di Indonesia. “Festival manusia patung dunia diselenggarakan setiap tahun melibatkan ratusan peserta dari berbagai negara, di Indonesia tak ketinggalan sejak era 90an seni humanold mulai berkembang hingga kini, terbukti dengan banyak nya komunitas-komunitas manusia patung di berbagai kota dan daerah. Selain itu dibeberapa tempat humanoid juga digunakan sebagai media pertunjukan di ruang publik seperti Mall, Taman Kota hingga merebak ke jalanan (pengamen manusia silver),”ungkapnya.

Para seniman pantomim seluruh Indonesia dua diantaranya dari Malaysia dan Thailand/ist

Lebih jauh Mas Tian jelaskan ini membuktikan perlunya sebuah ajang atau kegiatan yang mewadahi kesenian tersebut agar dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing di dunia Internasional serta memberikan edukasi bagi komunitas pengamen jalanan (manusia silver) agar menjadi kompetensi yang baik, bermutu serta berbudaya.

“Melalui Festival Humanoid sejak tahun 2023 yang diselenggarakan bersama dengan Dinas Pariwisata dan ekonomi kreatif Provinsi Jakarta dan Unit Pengelola Kota Tua Jakarta serta Perkumpulan Seniman Pantomim Indonesia (ASPI) dengan tujuan tercapainya cita-cita untuk turut mempromosikan wisata Kota Tua dan menghasilkan seniman Humanoid yang berbudaya dan berintegritas serta estetik, berdasarkan tradisi dan budaya bangsa Indonesia dikancah Nasional maupun Internasional,”jelasnya.

Idris si manusia patung/batu pertama di kota tua. Yang menjadi juara pertama di festival Humanoid di kota tahun 2023/ist

Lalu apa yang menjadi ⁠Harapan SDC selaku penggagas dari acara ini kedepannya?

Tahun ini Festival Humanoid 2025 bertajuk Pesona Bahari dimana SDC mengatakan bahwa kedepannya agar para pelaku/seniman Humanoid dapat mengembangkan diri dengan menciptakan karya-karya terbaru yang mengangkat tradisi budaya bangsa sendiri yaitu bangsa Indonesia serta mengadakan ruang berekspresi yang berkelanjutan agar tumbuh generasi-generasi muda yang mampu merancang dan melaksanakan ekosistem kesenian menjadi sarana peningkatan karya hingga berdampak pada kesejahteraan senimannya. “Karena seni menjadi bagian dari Industri yang berkembang di masa depan di era Industri Kreatif,” paparnya.

Herman Juara 1 di Festival Humanoid 2025 bertajuk Pesona Bahari “Patung Penyelam”/ist

Sehingga perlu dukungan dan kebijakan semua pihak agar dapat mengakomodir visi dan misi para seniman (semua pelaku seni) dalam membantu melaksanakan program-program pemerintah termasuk pariwisata dan industi kreatif sesuai Undang-undang Dasar serta nilai-nilai luhur Pancasila. Demikianlah ungkapan SDC kepada penulis yang saat merupakan tokoh pantomim indonesia.

Jika saya perhatikan ada pemandangan yang sangat epic selama pertunjukan berlangsung. Ada hal yang luar biasa dan saya merasa bangga serta haru melihat para peserta festival Humanoid yang tampil malam itu. Meski diguyuri hujan yang begitu deras selama 20 menit mematung tanpa bergerak sedikitpun, krn memang itu persyaratan yang di berikan para panitia dan dewan juri.

Pun mereka panitia dan dewan juri yang nemang sudah profesional sepakat untuk tidak mengurungkan acara ini dengan  memundurkan waktu sehari sehingga acara tetap berjalan pada 28 Juni 2025, dan yang tidak kalah hebat semua peserta tak satupun yang protes atau mengundurkan diri. Senang ataupun terpaksa mereka semua lakukan dengan tulus meski hujan besar belum juga reda.

Perlu di ketahui, mereka para peserta Humanoid bukanlah pengemis ataupun pengamen. Mereka semua seniman pantomim, seniman humanold/patung adalah para seniman sejati yang tidak mau mencuri ataupun membikin gaduh suasana, meski fakta tak sedikit dari mereka yg mendapat cibiran dan cemoohan dan memframing mereka sebagai dengan narasi yang sangat merendahkan.

Ini bukan soal pekerjaan, ini soal karya, yang mana keberadaanya bukan semata di tonton lalu dilempari uang recehan. Namun sebenarnya mereka sedang melakukan prosesi pada propesinya sebagai seniman yang sedang mempertontonkan karyanya bukan sedang mengemis. Semoga mereka semua, para seniman apapun itu mendapat perhatian dan penghargaan khususnya dari pihak kebudayaan dan pemerintah,  Setidaknya mereka ikut meramaikan kota tua sebagai kota yang bersejarah itu. Dan mereja semua Menakjubkan. Bravo. (Nizar Iskandar, seniman Pantomime dari Bandung)