Monolog Hari Ini
Taufan S Chandranegara
(Praktisi seni, Penulis)
Ngobrol sejarah kebudayaan modern ataupun sejarah politik lokal atau pun negeri jauh, tentunya sudah pada tahu kan. Baik secara akademis maupun non akademis dengan materi serupa, namun hampir mirip meski terkadang kira-kira berbeda sedikit bergantung jenis keilmuannya. Barangakali begitu ya.
Ada banyak kreator tradisi, modern politik, auotididak maupun akademis, mulia hatinya setia pada NKRI. Ini penting. Semisal ada suara nun di sana, semisal begini. “Akh untuk apa seni.” Lantas umpama ada suara lagi nih. “Akh untuk apa politik.” Sebenarnya tak ada keilmuan termudah apapun itu. Ilmu pengetahuan, sesungguhnya amat diperlukan oleh perkembangan kemodernan sebuah negeri di manapun.
Main gasing atau gangsing, permainan tradisioanal telah diketahui di seantero negeri ini bahkan mungkin dunia khususnya Asia-Asia Tenggara. Kalau tak pernah memainkannya. Gangsing, tidak akan berputar sekalipun diputar menggunakan tali berbalut dari emas. Ikhlas, diperlukan oleh sebuah benda bernama gasing. Lemparan putarannya dilakukan dengan pengetahuan tradisi-alami, permainan gangsing di setiap negeri mungkin serupa tapi agak mirip tak jauh berbeda.
Coba deh lempar putar dengan tali sambil lalu. Gangsing akan berputar namun sebentar, tak menunjukan kerennya putaran gasing sebagaimana mestinya disertai warna-warni oranamennya tertera dari tekstur kayu alami. Coba deh. Lempar putar sesukanya umumnya tak bertahan lama putarannya. Namun jika melakukannya dengan sepenuh hati sekaligus tetap santai, umumnya menghasilkan putaran indah meliuk kian kemari.
Begitu barangkali bedanya putaran klasik dari permainan gangsing secara tradisi turun temurun. Semoga tak hilang permainan itu ditelan Bumi kebudayaan kini-modern, konon kemodernan dari pola interaksi kehidupan budaya setempat sebagai sumber ilmu pengetahuan. Gangsing ada sejak lampau masa tradisi, budaya sebuah negeri umumnya di Asia-Asia Tenggara, mungkin ada juga di negeri lain.
Melihat gangsing serupa melihat putaran sistem politik di negara manapun, semisal mendadak berjaya sebuah istilah politik modern sampai viral di perbincangkan, lantas tergolek serupa gangsing menyelesaikan sebuah putaran sebagaimana lemparan putaran tali dari pemiliknya. Nah loh. Apakah politik kebudayaaan, juga akhirnya bernasib demikian, entahlah.
Ada banyak teori politik, seni, budaya, sebut saja menjadi global sains sebab memang demikian adanya kan sebuah ilmu. Okeh deh, ada politik tak ada seni-budaya, garing kale, demikian pula sebaliknya. Itu sebabnya disebut.; Kultural. Lantas menjadi beragam istilah sesuai topik-tema untuk keperluan seminar ataupun keilmuan lainnya; seni, politik, budaya kini, misalnya.
Tolok ukur referensi mengenai kebudayaan dalam arti luas; politik, seni, perilaku budaya-seluas langit, sampai kedunia sains tanpa batas, semisal, ilmu politik-sains ada di ranah ilmu kebudayaan, sebab keadilan pengetahuan wajib melihat semua ilmu secara konteks perilaku sosial politik bening, plus budaya lantas tersebutlah ‘Kebudayaan Besar’ berbasis multi keilmuan di sebuah negara klasik hingga modern, terkini sekalipun.
Coba saja, seumpama nih ya. dihilangkan ciri-ciri budaya sebuah negara. Dapat dipastikan sains plus budaya setempat pun ikut tenggelam. Nah loh.
Apa akan dibanggakan oleh sebuah negara kalau tradisi plus budaya setempat hilang. Itu artinya seni politik pun akan tenggelam bersama kebudayaannya dari Bumi selaku ibu kandung sebuah budaya.
Tenggelam pula kaum kriminal koruptor, raib deh dari pantauan hukum setempat, molos deh, kabur deh. Entah ke negeri sesuka pelariannya. Licin bak belut. Seolah-olah gitu deh. Apa iya koruptor selicin belut hingga sulit dibasmi. Nah loh.
Hal ihwal macam itu mungkin saja bisa terjadi di sejarah sebuah negara manapun. Koruptor raib, misalnya, tentu negara bersangkutan sangat bingung. Tak jua menemukan solusinya, misalnya begitu. Oh! Sedih hati ini. Oh! Lantas menulislah syair serupa sebuah lagu pedih tersedih sampai tersedu-sedan.
Doa terbaik semoga hal memalukan itu.; Koruptor raib dari sebuah negara tak kan terjadi di negeri nyiur melambai tercinta ini. Semoga.
“Ya Tuhan… Lindungilah negeri hamba tercinta ini dari kaum koruptor jahat. Amin.”
***
Jakartasatu Indonesia, Juli 01, 2025