Foto: Roy Suryo/tangkapan layar

JAKARTASATU.COM– Pakar telematika Roy Suryo bersama sejumlah tokoh seperti Rizal Fadilah, Kurnia Triyani, Rismon Sianipar, dr. Tifa, dan Prof. Egi Sujana menegaskan kesiapan mereka untuk menghadiri klarifikasi yang dijadwalkan pada Rabu mendatang di Polda Metro Jaya. Mereka dipanggil terkait kasus dugaan pemalsuan ijazah Presiden Joko Widodo.

Roy menyatakan, meski secara hukum kehadiran mereka tidak wajib, mereka tetap siap hadir dan akan memberikan pemberitahuan resmi kepada pihak kepolisian. Hal ini disampaikan agar tidak muncul narasi miring yang menyebut mereka mangkir dari panggilan klarifikasi.

“Kami siap 11.000 triliun persen,” tegas Roy, menambahkan bahwa mereka juga siap mendampingi tim pembela ulama dan aktivis dalam gelar perkara khusus yang akan digelar Kamis lusa, dilihat redaksi lewat akun YouTube UI Watch, kemarin.

Lain hal, Roy mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap Universitas Gadjah Mada (UGM), almamaternya, yang dinilai menutup-nutupi informasi terkait ijazah Jokowi. Ia menyebutkan adanya hilangnya dokumen skripsi tahun 1985 dan sikap pihak humas serta pimpinan UGM yang menghindar saat didatangi.

“Seolah-olah kucing diberi air, semua lari,” ujar Roy. Ia menegaskan bahwa dokumen tersebut bukan hanya hilang karena kebakaran, melainkan sengaja disembunyikan.

Roy menegaskan bahwa dirinya dan tim tidak sekadar memberikan pernyataan tanpa dasar, melainkan berdasarkan riset dan ilmu pengetahuan. Meski kuasa hukum menyarankan agar mereka tidak wajib hadir dalam klarifikasi, mereka tetap siap memberikan keterangan di berbagai media dan podcast. (RIS)