JAKARTASATU.COM– Pengamat politik Adi Prayitno mengungkapkan bahwa menjamurnya olahraga padel di kalangan masyarakat perkotaan, khususnya di Jakarta, bukan sekadar tren olahraga baru, melainkan juga fenomena sosial dan politik yang menarik untuk dicermati.
Adi menjelaskan bahwa olahraga padel yang kini sangat digemari oleh kelompok menengah ke atas di Jakarta, telah menjadi lebih dari sekadar aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan. “Olahraga seperti padel kini juga menjadi bagian dari budaya tongkrongan dan komunitas yang berfungsi sebagai ruang sosialisasi dan membangun jaringan sosial,” ujarnya lewat akun YouTube-nya, Ahad.
Menurut Adi, fenomena ini dapat dilihat dari tingginya tingkat pemesanan lapangan padel di kawasan elit Jakarta, seperti Pakubuwono, yang harus dilakukan berbulan-bulan sebelumnya. “Ini menunjukkan betapa olahraga ini telah menjadi gaya hidup sekaligus simbol eksistensi sosial,” tambahnya.
Lebih jauh, Adi mengaitkan tren ini dengan konsep politik dan budaya demokrasi. Mengutip ilmuwan politik Robert Putnam, ia menekankan pentingnya interpersonal trust (kepercayaan antarpribadi) dan civic engagement (keterlibatan sipil) dalam membangun masyarakat demokratis yang sehat.
“Komunitas olahraga seperti padel, memanah, dan klub lari bukan hanya tempat berolahraga, tapi juga ruang membangun kepercayaan dan jaringan sosial yang memperkuat kohesi sosial,” jelasnya.
Adi menambahkan bahwa kepercayaan antar anggota komunitas olahraga memungkinkan terjalinnya kerja sama sosial, politik, dan ekonomi yang lebih luas. “Tanpa kepercayaan ini, komunitas tidak akan terbentuk dan demokrasi tidak bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.
Selain itu, keterlibatan aktif dalam organisasi atau komunitas, menurut Adi, membantu masyarakat terbuka terhadap kritik dan dialog sehat, sekaligus menjadi filter penting untuk menangkal informasi palsu atau hoaks yang dapat merusak persatuan.
“Semakin sering kita berinteraksi dalam komunitas, semakin terbuka pola pikir kita dan semakin harmonis kehidupan sosial kita,” pungkas Adi Prayitno.
Fenomena ini menunjukkan bahwa olahraga modern di perkotaan tidak hanya berfungsi sebagai sarana menjaga kebugaran, tetapi juga sebagai modal sosial yang penting dalam membangun budaya demokrasi dan kohesi sosial di Indonesia. (RIS)